Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astaga, PBB Sebut 2021 Akan Menjadi Krisis Kemanusiaan Terburuk

Selama pandemi virus corona (Covid-19), PBB mengaku tidak bisa berbuat banyak karena mereka juga memiliki keterbatasan dana.
Petugas medis bersiap memakai alat pelindung diri untuk memeriksa pasien suspect virus Corona di ruang isolasi instalasi paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai di Dumai, Riau, Jumat, 6 Maret 2020./Antara
Petugas medis bersiap memakai alat pelindung diri untuk memeriksa pasien suspect virus Corona di ruang isolasi instalasi paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai di Dumai, Riau, Jumat, 6 Maret 2020./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa tahun depan akan menjadi tahun krisis kemanusiaan terburuk sejak lembaga dunia itu dibentuk 75 tahun silam.

David Beasley, kepala Program Pangan Dunia mengatakan bahwa kelaparan akan mengetuk pintu belasan negara, akibat dampak dari pandemi. Menurutnya, tahun depan akan menjadi bencana besar karena efek pandemi di negara berkembang.

Dilansir dari Metro UK, Senin (7/12/2020) kepada 193 anggota Majelis Umum PBB, Beasley mengatakan bahwa bencana ini ibarat peristiwa Titanic yang siap menabrak gunung es di depan jalan, dan kemudian tenggelam.

“2021 benar-benar akan menjadi bencana besar berdasarkan apa yang kami lihat sejauh ini,” ujarnya.

Selain masalah kelaparan di berbagai negara berkembang, akan ada gap atau jarak yang jauh terkait distribusi vaksin Covid-19 antara negara kaya dan negara berkembang serta miskin. Dia mengkhawatirkan negara miskin akan menderita karena tidak mendapatkan akses terhadap vaksin.

Terkait hal ini, PBB mengaku tidak bisa berbuat banyak karena mereka juga memiliki keterbatasan dana. “Kami tidak bisa mengatasi semuanya, jadi kami harus membuat prioritas. Seperti yang saya bilang, gunung es sudah berada di depan kapal Titanic,” katanya.

Tindakan dan pembatasan akibat virus corona di seluruh dunia telah menyebabkan peningkatan 40 persen dalam jumlah orang yang membutuhkan kemanusiaan. Beasley menuturkan telah meminta anggaran sebesar US$35 miliar untuk dana bantuan.

Di sisi lain, Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal World Health Organization (WHO) meminta US$4,3 miliar untuk disuntikkan ke dalam program berbagi vaksin dunia, yang diharapkan bisa mengikis persoalan distribusi dan akses vaksin bagi negara miskin.

“Kita tidak bisa  begitu saja menerima dunia di mana orang miskin dan terpinggirkan diinjak-injak oleh orang kaya yang berkuasa dalam desakan untuk mendapatkan vaksin. Ini adalah krisis global dan solusi harus dibagikan secara adil sebagai barang publik global,” ujarnya.

 

 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper