Bisnis.com, JAKARTA - Video pencopotan baliho bergamar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ramai bereda di media sosial. Meskipun demikian, masih belu diketahui hingga saat ini siapa pihak yang menurunkan baliho tersebut.
Salah satu yang turut mengunggah video tersebut ialah Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono melalui akun instagram miliknya @diaz.hendropriyono, Rabu (18/11/2020).
"Baliho ini memang tdk pantas utk dipajang di ruang publik. RS bukanlah Imam Besar utk umat Islam. Sdh selayaknya baliho diturunkan," ujarnya.
Dalam video yang diunggah tersebut, terlihat ada sejumlah pria berbaju loreng yang menurunkan baliho bergambar imam besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Belum diketahui pasti lokasi dari aksi pencopotan baliho tersebut. Namun, beredar kabar bahwa aksi pencopotan baliho Rizieq Shihab terjadi di daerah Bekasi.
Ketika dikonfirmasi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Bekasi Abi Hurairah mengaku belum mendapatkan informasi mengenai pencopotan baliho bergambar Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).
Namun dia menjelaskan bahwa menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, Satpol PP memiliki agenda untuk menurunkan sejumlah spanduk.
“Termasuk spanduk yang tidak berizin, yang habis masa izinnya. Termasuk banner dan baliho,” kata Abi kepada media, Kamis (19/11/2020).
Abi melanjutkan bahwa pencopotan sejumlah baliho dan spanduk telah dilakukan Satpol PP sejak Agustus - September. “Kita sudah lakukan itu sebetulnya, dan rekan-rekan dari FPI sudah tahu kok,” katanya.
Adapun, warganet heboh karena beredar video baliho bergambar Rizieq Shihab dicopot oleh sejumlah orang. Beberapa warganet menduga hal itu dilakukan oleh TNI karena orang-orang yang tampil di video tersebut tampak mengenakan seragam seperti TNI.
Terkait hal tersebut, FPI melalui akun Twitter @DPPFPI menyampaikan tanggapannya. Melalui akun tersebut, FPI meragukan pencopotan baliho Habib Rizieq dilakukan oleh TNI.
“Masa iya TNI kerjanya malem-malem, diem-diem dan buru-buru gitu takut ketauan orang. Ini mau pancing kita buat musuhin TNI,” tulis akun @DPPFPI_ID, Kamis (19/11/2020).
Oleh karena itu, FPI meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan pencopotan baliho Habib Rizieq.
Adapun HRS menjadi sorotan publik belakangan ini. Sejak kepulangannya kembali ke Indonesia, sejumlah tindakan Rizieq menuai pro dan kontra.
Ketua Mahkamah Konstitusi 2003--2008 Jimly Ashiddiqie pun ikut menyoroti HRS. Jimly meminta aparat hukum menindak pidato Rizieq yang dinilai penuh kebencian.
"Ini contoh ceramah yang bersifat menantang dan berisi penuh kebencian, permusuhan, yang bagi aparat pasti harus ditindak. Jika dibiarkan provokasinya bisa meluas dan melebar. Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atas namakan dakwah yang mesti dengan hikmah dan mau'zhoh hasanah," tulisnya.
Menanggapi Video (katanya) TNI turunkan Spanduk HRS:
— Front Pembela Islam (@DPPFPI_ID) November 18, 2020
1. Kami yakin bkn TNI. Krn kalo mrk TNI, knp harus malam & diam²?
2. Jika memang resmi dr TNI, knp kesannya ketakutan?
3. Itu merendahkan TNI, krn itu pekerjaan Satpol PP.
4. Upaya adu domba TNI-FPI yg selama ini harmonis.
5.? pic.twitter.com/f2QKQ70xJE