Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Lingkar Wajah Kemanusiaan (Lawan) Institute Muhammad Mualimin menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih mirip sebagai budak politik ketimbang kepala daerah yang bekerja untuk kepentingan umum masyarakat Ibu Kota.
Pendapat itu disampaikan Mualimin terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan oleh simpatisan Front Pembela Islam (FPI) selama kehadiran dan aktivitas Imam Besar FPI Rizieq Shihab di DKI Jakarta.
‘’Protokol kesehatan dan wibawa hukum tidak ada harganya di depan massa FPI penyambut Rizieq. Ini diperparah Anies yang tergopoh-gopoh sowan ke Petamburan. Untuk apa Gubernur terbirit-birit menemui pimpinan ormas? Ini tidak lain karena Anies tersandera dukungan, akhirnya jadi budak transaksi politik,’’ kata Mualimin melalui keterangan tertulis pada Sabtu (14/11/2020).
Manuver Anies itu, menurut Mualimin, sarat kepentingan politik untuk menyongsong Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden tahun 2024 mendatang.
Dengan demikian, Anies dituntut terus menjaga dukungan dari bekas kelompok pemenangannya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada tiga tahun lalu.
“Inilah kotornya gaya politik Anies. Sangat tidak patut kepala daerah malah ikut kerumun dan meremehkan Gugus Tugas Covid-19 yang sudah 8 bulan kerja mati-matian. Kalau lihat kerumunan tak bermasker, Gubernur yang benar itu harus marah dan memimpin penindakan hukum, bukan malah cium tangan dan lebur ditelan gelombang massa,’’ tuturnya.
Baca Juga
Sebelumnya, perwakilan Pemerintah DKI Jakarta turut menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Majelis Ta’lim Al Alaf Alhabib Alin Abdurrahman Assegaf di kawasaan Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat (13/11/2020) pagi.
Perwakilan Pemerintah DKI Jakarta yang hadir itu di antaranya Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali. Selain itu, Imam Besar organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab juga turut menghadiri acara tersebut.
Dalam siaran langsung dari kanal Youtube Front TV milik FPI, peringatan Maulid Nabi itu dihadiri oleh ratusan orang. Malahan, peserta Maulid Nabi itu terlihat berdesakan dan hanya sejumlah orang yang tampak mengenakan masker.
Kesempatan lain, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman sempat menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak memiliki sense of crisis atau kepekaan tentang situasi krisis terkait pandemi Covid-19.
Pendapat itu disampaikan Dicky berkaitan dengan pertemuan Anies dengan Imam Besar Front Pembela Islam atau FPI Muhammad Rizieq Shihab. Anies berinisiatif menyambangi Rizieq di kediamannya di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat pada Selasa (10/11/2020) malam.
“Saya bicara dari keilmuan wabah tentu keputusan yang tidak bijaksana kalau bertemu dalam waktu singkat seperti itu berbahaya. Artinya, sense of crisis-nya kurang ada. Situasi seperti itu ada kewajiban apalagi pejabat publik, tokoh publik, punya kewajiban memberi contoh pada masyarakat,” kata Dicky melalui pesan suara pada Rabu (11/11/2020).