Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Belum Reda, Prancis Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021

Saat ini, perkiraan pertumbuhan ekonomi Prancis pada 2021 adalah sebesar 8 persen.
Museum Louvre merupakan museum paling populer di Paris, Prancis./Andhina Wulandari
Museum Louvre merupakan museum paling populer di Paris, Prancis./Andhina Wulandari

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Prancis segera memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan seiring dengan kasus Covid-19 yang belum mereda di negara tersebut.

Pasalnya, kebijakan lockdown kedua bakal mempengaruhi kondisi ekonomi serta proyeksi tahun depan. Seperti diketahui, Pemerintah Prancis kembali memberlakukan lockdown secara nasional mulai Jumat (30/10/2020) hingga setidaknya pada akhir November 2020.

Dilansir Bloomberg, Minggu (8/11/2020), Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan dalam sebuah wawancara dengan koran Journal Du Dimanche bahwa dia akan mengumumkan angka prediksi baru dalam 2 minggu ke depan.

Saat ini, perkiraan pertumbuhan ekonomi Prancis pada 2021 adalah sebesar 8 persen.

"Krisis saat ini sangat parah dan brutal untuk beberapa sektor ekonomi dan ini akan berdampak dalam jangka waktu yang panjang," kata Le Maire.

Satu minggu setelah menerapkan lockdown kedua, jumlah kasus infeksi Covid-19 di Prancis terus bertambah dan tingkat keterisian rumah sakit pun meningkat.

Namun, lockdown kedua ini tidak seketat dibandingkan dengan yang diberlakukan pada musim semi lalu, dengan memberikan izin lebih banyak sektor bisnis untuk beroperasi.

Pemerintah Prancis berharap aktivitas ekonomi akan berjalan sekitar 85 persen dari level sebelum krisis, dibandingkan dengan lockdown pertama yang sebesar 70 persen.

Le Maire menyatakan sisi produksi industri telah mengalami rebound dan data lapangan pekerjaan pada musim panas lalu menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut bisa bertahan.

"Mari tetap percaya diri bahwa ekonomi dan fundamental kita solid," katanya.

Adapun, seminggu sejak pemerintah negara tersebut menerapkan lockdown kedua dalam upaya menekan penyebaran Covid-19, risiko over kapasitas rumah sakit menjadi perhatian pemerintah Prancis.

Negara dengan ekonomi terbesar kedua di Uni Eropa ini memiliki kasus Covid-19 paling banyak di kawasan tersebut.

Jumlah kasus kumulatif di negara tersebut mencapai 1,74 juta pada Sabtu kemarin. Otoritas kesehatan menyatakan laporan kasus positif corona pada 3 hari sebelumnya berpotensi tidak optimal karena ada kesulitan dalam mengumpulkan data. Angka yang direvisi akan dipublikasikan pada Senin besok.

Jumlah rata-rata infeksi meningkat lebih dari 54.000 kasus. Tingkat rata-rata kasus positif pada minggu lalu sebesar 20,6 persen.

Terdapat tambahan 306 pasien meninggal karena penyakit yang terkait dengan Covid-19 pada 24 jam terakhir, menambah jumlah kematian menjadi 40.169 jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper