Tombak Kanjeng Kiai Rondhan
Tombak Kanjeng Kiai Rondhan merupakan pusaka kesayangan Pangeran Diponegoro karena dianggap suci, memberikan perlindungan dan peringatan (wangsit) akan datangnya bahaya. Tombak ini rencananya akan diwariskan ke putera tertuanya, namun hal tersebut tidak terjadi. Pada 11 November 1829, Pangeran Diponegoro kehilangan senjata tersebut saat disergap di pegunungan Gowong. Hilangnya Kanjeng Kiai Rondhan sangat mempengaruhi Diponegoro dan ia menganggap hal tersebut sebagai tanda bahwa ia dikhianati oleh tiga Basah (Panglima tentara Diponegoro) yang paling dipercayainya di Mataram.