Payung Kebesaran Diponegoro
Payung emas (payung berlapis emas prada) milik Pangeran Diponegoro kemungkinan besar dibuat saat diangkat sebagai Sultan Erucokro (Ratu Adil) pada 1 Suro AJ 1753 (15 Agustus 1825) di Gua Sriti, Kali Bawang, Kulon Progo. Payung beserta pusaka yang lain seperti Tongkat Kiai Cokro dan Tombak Kanjeng Kiai Rondhan selalu dibawa Pangeran Diponegoro mengembara saat Perang Jawa berlangsung. Payung ini menjadi salah satu pusaka Pangeran Diponegoro yang dirampas Belanda saat penyergapan di perbukitan Gowong.