Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden, hingga pagi ini, Rabu (4/11/2020), masihmengungguli petahana presiden Donald Trump dari partai Republik dengan perbanding suara elektoral 131-108.
Biden,unggul dari sisi jumlah electoral vote (suara elektoral), namun kalah suara untuk popular vote dari Trump. Dibutuhkan setidaknya 270 dari total 538 electoral vote yang tersedia untuk memenangi pilpres AS.
Dengan begitu, 299 electoral votes masih tersedia untuk diperebutkan oleh kedua pihak. Jika Biden unggul dalam perolehan suara elektroral, Trump berhasil mendapatkan suara lebih banyak untuk popular votes, atau yang berarti perolehan suara langsung dari pemilih AS.
Menurut penghitungan sementara NYTimes.com, jumlah popular votes yang masuk untuk Biden dan Trump sejauh ini hanya berbeda tipis. Trump unggul dengan meraup 42.962.735 suara (51,1 persen), sedangkan Biden baru meraup 39.628.036 suara (47,3 persen).
Data penghitungan media terkemuka AS lainnya, ABC News, juga menunjukkan hasil serupa. Trump unggul dalam popular votes namun kalah dalam perolehan electoral votes.
Hingga Rabu pagi WIB, sejumlah tempat pemungutan suara telah ditutup. Warga Amerika Serikat berduyun-duyun menuju tempat pemungutan suara untuk memilih presiden dalam pemilu yang paling memecah-belah rakyatnya dalam puluhan tahun terakhir.
Baca Juga
Jumlah orang-orang yang menggunakan hak suara mereka ditengarai memecahkan rekor dalam pemilihan umum kali ini. Kertas-kertas suara berdatangan dari para pemilih yang memilih lebih dulu alias early voting ditambah para pemilih yang antre memilih pada 3 November.
Adapun, setengah dari pemilih Presiden Amerika Serikat (AS) percaya lebih penting untuk menahan Virus Corona, bahkan jika itu merugikan ekonomi, menurut jajak pendapat Edison Research pada hari Selasa (3/11/2020).
Sementara, hanya dua dari 10 pemilih secara nasional yang mengatakan bahwa Covid-19 adalah masalah yang paling penting dalam pilihan mereka untuk menjadi presiden.