Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Sanggup Menahan Beban Finansial, Cathay Pacific Pecat 5.900 Karyawan

Maskapai ini mengatakan 5.300 karyawan berasal dari Hong Kong dan 600 karyawan dari luar negeri akan diberhentikan dalam beberapa minggu mendatang. Pemangkasan pekerja ini akan mengurangi biaya yang dikeluarkan maskapai sebesar HK$500 juta per bulan pada tahun 2021.
Ilustrasi - Pesawat Cathay Dragon/Bisnis-philippineflightnetrwork.com
Ilustrasi - Pesawat Cathay Dragon/Bisnis-philippineflightnetrwork.com

Bisnis.com, JAKARTA - Cathay Pacific Airways akan memangkas 8.500 pekerjaan, di mana sebanyak 5.900 staf akan diputus hubungan kerja.

Tidak hanya itu, Cathay memutuskan untuk menutup salah satu maskapai regionalnya, Cathay Dragon. Perusahaan juga mengambil skema restrukturisasi utang senilai HK$2,2 miliar (US$284 juta) untuk mengatasi dampak pandemi.

Cathay mengungkap pengurangan pekerja ini adalah yang terbesar dalam sejarah. Maskapai ini mengatakan 5.300 karyawan berasal dari Hong Kong dan 600 karyawan dari luar negeri akan diberhentikan dalam beberapa minggu mendatang. Sementara itu, 2.600 posisi yang tidak terisi akan dihapus.

Dikutip dari South China Morning Post, maskapai tersebut mengatakan dalam keterbukaan informasi ke bursa Hong Kong pada hari ini, Rabu (21/10/2020), bahwa Cathay Dragon akan menghentikan operasinya mulai hari ini dan tengah mencari persetujuan dari otoritas terkait untuk mengalihkan sebagian besar rute maskapai penerbangan regional ke Cathay Pacific dan HK Express.

Dari 35.000 karyawan grup, 24 persen dari peran akan dihilangkan, kata perusahaan.

Pengurangan tenaga kerja ini akan membawa perusahaan ke tingkat jumlah tenaga kerja yang sama pada 2007.

Sebuah sumber, yang dikutip South China Morning Post, mengatakan angka sebenarnya adalah 17 persen jika dihitung dengan pembekuan rekrutmen perusahaan dan skema pensiun sukarela diperhitungkan.

Awak kabin dan kokpit yang berbasis di Hong Kong akan diminta untuk menandatangani kontrak gaji yang baru. Pandemi virus Corona telah menyebabkan jatuhnya 99 persen volume penumpang harian Cathay Pacific. Sebagian besar pesawatnya dilarang terbang sebagai tanggapan atas penutupan perbatasan dan aturan karantina.

"Kami telah mengambil setiap tindakan yang mungkin dilakukan untuk menghindari kehilangan pekerjaan hingga saat ini ... Sayangnya, kami tidak akan bertahan tanpa tindakan lebih lanjut," ujar CEO Cathay Augustus Tang Kin-wing dalam memo internal kepada 35.000 karyawan.

Dia mengatakan kebenaran yang pahit adalah bahwa maskapai penerbangan perlu secara fundamental merestrukturisasi untuk mengamankan masa depan perusahaan.

"Ini adalah keputusan yang menyayat hati yang harus dibuat, dan saya benar-benar minta maaf," ungkapnya.

Sebagai bagian dari upayanya untuk menghemat uang, Cathay Pacific akan membatalkan kenaikan gaji pada tahun 2021, tidak membayar bonus diskresioner tahun ini, dan memperpanjang skema cuti yang belum dibayar untuk staf yang tidak terbang untuk menutupi keuangan di paruh pertama tahun depan.

Perusahaan mencatatkan rekor kerugian bersih HK$9,87 miliar dalam enam bulan pertama tahun ini dan terus mengalami kerugian sebanyak HK$2 miliar sebulan terakhir. Pemangkasan pekerja akan mengurangi biaya yang dikeluarkan maskapai sebesar HK$500 juta per bulan pada tahun 2021.

Cathay Pacific memperoleh bailout HK$39 miliar pada bulan Juni, dengan pemerintah Hong Kong menyumbang HK$27,3 miliar untuk paket penyelamatan untuk mencegah kehancuran perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper