Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Epidemiolog: Menunggu Vaksin Corona yang Aman Sangat Penting

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukan penolakan vaksin sebagai 1 dari 10 ancaman kesehatan.
(Dari kiri ke kanan) Dr. Oscar Primadi, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Indonesia, Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia, Erick Thohir, Menteri BUMN Indonesia, dan Se Whan Chon, President Director PT AstraZeneca Indonesia, di acara penandatanganan Kerjasama Vaksin COVID-19 antara Kemenkes Indonesia dan AstraZeneca. Istimewa
(Dari kiri ke kanan) Dr. Oscar Primadi, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Indonesia, Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia, Erick Thohir, Menteri BUMN Indonesia, dan Se Whan Chon, President Director PT AstraZeneca Indonesia, di acara penandatanganan Kerjasama Vaksin COVID-19 antara Kemenkes Indonesia dan AstraZeneca. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ahli epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman mengingatkan bahwa menunggu vaksin virus corona yang aman sangat penting. Pasalnya setiap negara hanya memiliki satu kesempatan untuk meraih kepercayaan publik.

Dicky menjelaskan pada 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukan penolakan vaksin sebagai 1 dari 10 ancaman kesehatan. Penolakan sejumlah vaksin telah berdampak kepada meningkatnya wabah campak, pertusis, dan influenza dalam beberapa dekade terakhir.

“Kegagalan untuk mematuhi standar keamanan dan ketelitian ilmiah riset vaksin [Corona] akan memicu ketidakpercayaan jangka panjang,” kata Dicky kepada Bisnis, Minggu (18/10/2020).

Sementara itu saat ini pemerintah mengklaim telah mengamankan 270 juta dosis vaksin Covid-19 hingga tahun depan. Proses vaksinasi terhadap 160 juta orang prioritas akan dimulai pada November tahun ini.

Saat ini tiga perusahaan pembuat vaksin telah menyampaikan komitmen, yakni Sinovac, Sinofarm, dan Cansino. Pembelian dan penyerahan vaksin akan dilakukan setelah uji klinis tahap 3 rampung. Selain itu, pemerintah juga masih melakukan negosiasi dengan Astra Zeneca, Novavax, Pfizer, dan CEPI terkait pengadaan vaksin.

Sinovac adalah satu vaksin yang akan dipakai Indonesia dalam jumlah besar. Uji klinis tahap 3 vaksin dari China ini tengah dilakukan di Indonesia oleh PT Bio Farma (persero) yang bersama Universitas Padjadjaran. Sebanyak lebih dari 1.500 relawan dalam tahap uji klinis.

Adapun sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan pengawasan secara ketat seluruh proses pembuatan vaksin mulai dari uji klinis hingga tahap produksi. Sejauh ini belum ada laporan efek samping vaksin Corona dari relawan yang mengikuti uji klinis tahap 3.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa BPOM melakukan evaluasi dan inspeksi dalam pelaksanaan uji klinis vaksin. “Dan harapannya nanti bisa diterbiktan izin edar obat baik melalui Badan POM dan sesuai dengan hasil yang didapat,” kata Wiku, Kamis (15/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper