Bisnis.com, JAKARTA - Bank terbesar di Arab Saudi National Commercial Bank (NCB) sepakat untuk mencaplok rivalnya, Samba Financial Group senilai US$15 miliar atau setara Rp220,5 triliun dengan asumsi Rp14.700 per dolar AS.
Dilansir Bloomberg, Minggu (11/10/2020), aksi korporasi ini menjadi merger bank terbesar pada 2020.
NCB akan membeli saham Samba senilai 28,45 riyal atau US$7,58 per lembar atau 55,7 miliar riyal secara total, berdasarkan pernyataan resmi. NCB bakal menawarkan 0.739 saham baru untuk setiap saham Samba, atau mendekati rasio bawah yang disepakati keduanya saat menandatangani perjanjian awal pada Juni, yaitu di rentang 0,736-0,787.
Harga tersebut premium 3,5 persen dari harga saham Samba pada penutupan perdagangan 8 Oktober 2020, yaitu 27,50 riyal per saham dan sekitar 24 persen lebih tinggi dari level sebelum aksi merger diumumkan ke publik.
Bank hasil gabungan keduanya akan memiliki total aset senilai lebih dari US$220 miliar atau menjadi bank terbesar ketiga di kawasan Timur Tengah. Adapun, bank terbesar di kawasan tersebut dipegang oleh Qatar National Bank QPSC dengan aset US$265 miliar.
Perbankan di kawasan kaya minyak tersebut melakukan konsolidasi di tengah kondisi ekonomi yang berjuang dari tekanan penurunan harga minyak dan pandemi virus corona.
Konsolidasi di Arab Saudi ini juga bertepatan dengan gelombang merger bank di Eropa yang telah lama ditunggu-tunggu, di mana para pemberi pinjaman sedang menjajaki ikatan atau mulai mengambil alih rival yang lebih kecil.
Merger dua bank domestik besar merupakan salah satu komponen kunci program Visi 2030 dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sebagai upaya diversifikasi ekonomi Arab Saudi dari bisnis minyak.
Lembaga pengelolaan dana Arab Saudi, the Public Investment Fund, di mana sang Pangeran menjadi kepalanya, akan menjadi pemegang saham terbesar bank hasil merger NCB-Samba dengan kepemilikan sebesar 37,2 persen.
"Arab Saudi sedang melangsungkan transformasi bersejarah melalui Visi 2030," kata CEO NCB saat ini Saeed Al-Ghamdi.
Dia menambahkan transformasi tersebut membutuhkan sebuah dorongan dari sektor finansial, terutama bank-bank dengan kapitalisasi jumbo dan ketahanan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk perdagangan Arab Saudi dan aliran modal ke kawasan regional serta global.
Adapun, susunan kepemimpinan baru diperkirakan menjalankan peran mereka setelah merger rampung pada semester pertama tahun depan.
Kesepakatan tersebut terwujud hampir setahun setelah NCB memutuskan tidak meneruskan rencana merger dengan Riyad Bank, yang diperkirakan bakal membentuk entitas dengan aset senilai US$200 miliar jika terjadi.
Arab Saudi saat ini memiliki sekitar 30 bank lokal dan asing yang melayani leih dari 30 juta masyarakat di negara tersebut.