Bisnis.com, JAKARTA – L’Oreal SA berencana untuk menutup sejumlah toko ritelnya di Amerika Serikat (AS) seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Penutupan toko ritel tersebut merupakan bagian dari rencana restrukturisasi divisi luxury di AS. Divisi ini bakal mengalihkan investasinya untuk memacu e-commerce dalam enam bulan mendatang.
L’Oreal menyatakan setidaknya 400 posisi di AS akan terdampak atas kebijakan ini, pasar terbesat L’Oreal di dunia. Sejumlah posisi bakal diangkas sedangkan sisanya harus beralih ke posisi lainnya.
“Modernisasi distribusi sangat penting untuk membangun kembali organisasi di tengah perubahan saat ini. Perilaku konsumen kalangan atas di AS telah berkembang secara fundamental dan L’Oreal AS akan menyesuaikan diri terhadap perubahan itu,” tulis perusahaan kosmetik itu dalam keterangan resminya, dilansir Bloomberg, Jumat (9/10/2020).
Perusahaan asal Prancis yang mempekerjakan sekitar 88.000 di seluruh dunia ini harus bergulat dengan pandemi Covid-19 yang membuat orang-orang memangkas konsumsi parfum dan kosmetik.
Meski pertumbuhan e-commerce L’Oreal melesat hingga 65 persen pada semester I/2020, tapi kenaikan itu tidak cukup mengkompensasi penurunan permintaan produk kecantikan dan layanannya.
Baca Juga
L’Oreal bukan satu-satunya perusahaan kosmetik yang harus mengalami pemangkasan tenaga kerja. Estee Lauder misalnya, sudah mengumumkan rencana pemangkasan tenaga kerja hingga 3 persen dari total sumber daya manusia dan menutup 10 persen-15 persen toko ritelnya.
