Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Utang Tuntas, Argentina Diminta Genjot Belanja

IMF dan Argentina tengah melakukan perundingan terkait pemberian bantuan utang pascarestrukturisasi utang obligasi. rnrn 
Presiden Argentina Alberto Fernandez./Bloomberg
Presiden Argentina Alberto Fernandez./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – International Monetary Fund (IMF) tidak akan meminta Argentina untuk melakukan penghematan apabila terjadi kesepakatan antara kedua pihak dalam program pinjaman.

Managing Director IMF Kristalina Georgieva mengatakan, di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, pihaknya kemungkinan tidak akan meminta Argentina untuk melakukan pemangkasan belanja seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, IMF sudah pernah memberikan pinjaman senilai US$44 miliar kepada Argentina. Dalam perjanjian yang gagal dipenuhi tersebut, Argentina diminta untuk mengurangi anggaran belanjanya di tengah resesi yang tengah dihadapi pemerintahan saat itu.

“ Kami berharap dapat membantu Argentina untuk menentukan target-target pertumbuhan dalam jangka menengah,” jelasnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (7/10/2020).

Adapun Georgieva belum dapat mengkonfirmasi pihaknya akan langsung memberikan bantuan dana kepada Argentina. Pasalnya, saat ini kedua pihak baru memasuki tahap-tahap awal perundingan.

“Argentina adalah anggota IMF, dan seperti seluruh anggota lainnya, kami (IMF) akan hadir untuk mereka,” tambahnya.

Adapun negosiator IMF yang diwakilkan oleh Julie Kozack dan Luis Cubeddu telah tiba di Buenos Aires untuk melakukan negosiasi resmi tahap pertama dengan pemerintah Argentina. Pembicaraan antara kedua pihak telah dimulai sejak awal September lalu

Setelah negosiasi pekan ini, IMF akan kembali pada November mendatang dan proses negosiasi kemungkinan akan berlanjut hingga awal 2021.

Sebelumnya, pemerintah Argentina baru saja menyelesaikan negosiasi restrukturisasi utang yang mengeluarkannya dari jerat gagal bayar (default) untuk kesembilan kalinya. Pemerintah Argentina dan 99 persen dari kreditur menyetujui pembayaran utang senilai US$38 miliar untuk 10 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper