Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Google Siapkan US$1 Miliar, Bayar Penerbit Konten Berita

Google akan mulai membayar outlet media tertentu untuk menampilkan konten yang dikurasi pada aplikasi beritanya, dalam sebuah konsesi bagi industri yang menuduh mesin telusur dan raksasa teknologi lainnya menggunakan konten secara tidak adil selama bertahun-tahun.
Ilustrasi Google Doodle untuk merayakan HUT ke-75 Republik Indonesia/Google
Ilustrasi Google Doodle untuk merayakan HUT ke-75 Republik Indonesia/Google

Bisnis.com, JAKARTA - Alphabet Inc., perusahaan milik Google akan mulai membayar outlet media tertentu untuk menampilkan konten yang dikurasi pada aplikasi beritanya.

Hal itu dilakukan dalam untuk menjawab industri yang menuduh mesin telusur dan raksasa teknologi lainnya menggunakan konten secara tidak adil selama bertahun-tahun.

Melansir Bloomberg, Google memberikan keterangan perusahaan telah menyisihkan lebih dari US$ 1 miliar untuk menutupi tiga tahun pertama program, dan kemudian akan memperpanjang program lebih dari itu.

Raksasa pencarian itu akan membayar penerbit guna memberikan uraian untuk aplikasi berita dan memberikan akses gratis kepada pembaca ke artikel paywall tertentu.

Produk Google News Showcase, yang diluncurkan Kamis di Brasil dan Jerman, akan menampilkan panel cerita bermerek yang dikurasi oleh penerbit mitra.

Hal itu memungkinkan mereka untuk menyoroti konten menggunakan garis waktu, poin, dan artikel berita terkait. Panel juga akan ditautkan langsung ke situs web penerbit berita.

Google dan Facebook Inc. telah menghadapi tekanan dari eksekutif berita dan regulator di seluruh dunia yang mendesak platform tersebut untuk membayar hak untuk menjadi pembawa artikel berita.

Penerbit berpendapat bahwa jurnalisme mereka adalah hal yang menarik pengguna ke platform, sementara dua raksasa teknologi tersebut memperoleh sebagian besar uang iklan online. Peluncuran hari Kamis didasarkan pada program lisensi yang diumumkan Google pada bulan Juni untuk membayar penerbit terhadap konten berkualitas tinggi.

"Google News Showcase memungkinkan penerbit menyusun cerita tentang berita yang penting, mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan pembaca, dan memberikan aliran pendapatan baru untuk pelaporan penting," kata Brad Bender, wakil presiden Google seperti dikutip Bloomberg Kamis (1/10/2020).

Lebih dari 200 publikasi di Jerman, Brasil, Argentina, Kanada, Inggris dan Australia telah mendaftar ke program News Showcase.

Bender mengatakan bahwa pendanaan tidak akan dapat mencakup semua organisasi berita karena tidak semua penerbit menghasilkan volume dan jenis konten yang diperlukan untuk produk ini. Google sedang memutuskan siapa mitra yang akan diajak.

"Dengan fokus pada surat kabar atau sumber dengan khalayak yang sudah mapan, serta outlet berita lokal dan regional yang signifikan," katanya.

Biaya lisensi akan disusun sebagai biaya tetap selama jangka waktu tertentu dan akan dinegosiasikan tergantung pada jumlah konten yang disediakan penerbit.

“Dengan News Showcase dan integrasi baru konten editorial media seperti Der Spiegel, Google menunjukkan bahwa mereka serius dalam mendukung jurnalisme berkualitas di Jerman,” Stefan Ottlitz, kepala pengembangan produk di Der Spiegel.

Kendati begitu, tidak semua penerbit yakin dengan program baru Google itu. "Dengan meluncurkan produk, mereka dapat menentukan syarat dan ketentuan, merusak undang-undang yang dirancang untuk menciptakan kondisi untuk negosiasi yang adil, sambil mengklaim bahwa mereka membantu mendanai produksi berita," kata Angela Mills Wade, Direktur Eksekutif Dewan Penerbit Eropa.

Pendapanya tersebut merujuk pada arahan hak cipta Uni Eropa yang memungkinkan outlet berita untuk mencari pembayaran dari situs internet yang menampilkan artikel mereka.

Google mengatakan News Showcase akan diluncurkan pertama kali di aplikasi Android-nya dan kemudian di iOS, Discover, dan layanan pencarian. Konten Etalase Berita tidak akan mendapatkan peringkat atau tampilan preferensial di aplikasi atau hasil penelusuran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper