Bisnis.com, JAKARTA - Filipina meminta bank sentral meminjamkan 540 miliar peso (US$11,1 miliar) untuk membantu membiayai defisit anggaran yang tertekan akibat pandemi.
Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas Benjamin Diokno mengatakan pemerintah berencana untuk melunasi utang pada atau sebelum 29 Desember tanpa bunga. Permintaan tersebut akan diajukan ke Dewan Moneter untuk disetujui.
Anggaran disesuaikan dengan jumlah yang diizinkan bank sentral untuk meminjamkan kepada pemerintah berdasarkan piagamnya. Itu terjadi segera setelah Biro Keuangan minggu ini melunasi 300 miliar peso yang dipinjam dari bank sentral pada Maret lalu.
Undang-undang bantuan pandemi yang ditandatangani awal bulan ini untuk sementara menaikkan batas tambahan sebesar 280 miliar peso dengan periode pembayaran lebih lama hingga dua tahun.
Emilio Neri, ekonom utama di Bank of the Philippine Islands di Manila, mengatakan rencana utang itu memungkinkan pemerintah untuk menjaga biaya pinjaman serendah mungkin.
Meskipun pengaturan tersebut ditoleransi oleh pasar, independensi dan kredibilitas bank sentral dapat terancam jika mandat stabilitas keuangan terabaikan oleh tujuan pemerintah.
Sementara itu, pemerintah di Asia Tenggara telah bersandar pada bank sentral untuk kekuatan tambahan karena gelombang infeksi yang terus berlanjut menggerus keuangan negara.
Bank Indonesia telah secara langsung membeli sekitar US$12 miliar obligasi pemerintah tahun ini dan siap menjadi pembeli siaga hingga 2022.
Filipina, yang memiliki lebih dari 311.000 kasus Covid-19, memperkirakan akan meningkatkan defisit anggarannya hingga 9,6 persen dari produk domestik bruto tahun ini untuk mendukung ekonomi yang menghadapi kontraksi terdalam dalam lebih dari tiga dekade.