Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Turun, Kasus Positf Covid-19 Baru di India Melesat Lagi

Penambahan kasus infeksi Covid-19 di India mencapai 83.347 orang setelah sehari sebelumnya menyentuh angka terendah dalam kurun waktu hampir sebulan.
Bendera India/Cultural India
Bendera India/Cultural India

Bisnis.com, JAKARTA - India melaporkan penambahan 83.347 kasus virus Corona atau Covid-19 dan 1.085 kematian per hari ini, Rabu (23/9/2020). Data itu dirilis oleh otoritas kesehatan federal India.

Penambahan kasus infeksi Covid-19 di negara berpenduduk 1,35 miliar jiwa itu kembali melonjak setelah sehari sebelumnya menyentuh angka terendah dalam kurun waktu hampir sebulan.

India terus melaporkan jumlah infeksi harian tertinggi di dunia saat pihaknya bergelut dengan layanan kesehatan yang kewalahan dalam upaya mengendalikan pandemi.

Dengan total 5,6 juta warganya terinfeksi Covid-19, India berada pada posisi kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara yang mengalami dampak terparah pandemi. Sementara itu, korban meninggal karena Covid-19 di India mencapai 90.000 lebih.

Sebagai negara berpenduduk terbesar kedua dunia setelah China, India sempat melakukan penutupan wilayah dengan dampak dramatis. Hal itu terlihat pada jutaan warganya yang harus melakukan perjalanan dengan naik sepeda dan sebagian berjalan kaki untuk pulang ke kampung halaman dari kota-kota besar yang berjarak puluhan kilometer.

Polisi India dikerahkan untuk menghalau warga yang melanggar aturan penutupan wilayah dengan menggunakan cambuk. 

Kini India bekerja sama dengan Rusia untuk mendapatkan ratusan juta vaksin Covid-19 yang diuji klinis tahap terakhir.

Sebelumnya, vaksin untuk menangani Corona dikabarkan bakal siap didistribusikan pada awal 2021 di India. Namun, untuk memastikan bisa diberikan ke 1,35 miliar penduduknya akan jadi tantangan besar dalam penanganan pandemi di sana.

Dilansir Bloomberg, Selasa (22/9/2020), Profesor Mikrobiologi Christian Medical College di Vellore India, Gagandeep Kang, mengatakan bahwa India meskipun menjadi tuan rumah untuk beberapa uji klinis vaksin terdepan, saat ini tidak memiliki infrastruktur yang memadai, bahkan untuk imunisasi bayi dan wanita hamil

Waktu pemberian vaksin sendiri menjadi perdebatan panas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat saja, Presiden Donald Trump membantah seorang pakar kesehatan administrasi dengan mengatakan vaksin akan tersedia pada bulan Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper