Bisnis.com, JAKARTA – HSBC Holdings Plc memutuskan untuk menghentikan sementara postingan di seluruh akun media sosial resmi menyusul kekhawatiran reaksi negatif terhadap pengungkapan dalam laporan aktivitas mencurigakan yang bocor.
Dilansir Bloomberg, dalam sebuah memo kepada karyawan pada hari Senin (21/9/2020) kepala pemasaran Unit komersial dan investasi HSBC, Tricia Weener, mengatakan perusahaan yang berbasis di London itu tidak akan memposting apap pun hingga setidaknya pukul 11 pagi waktu Inggris pada hari Selasa (22/9/2020.
“Mengingat liputan berita saat ini, keputusan telah diambil untuk menghentikan sementara semua posting media sosial proaktif HSBC dengan segera (kecuali tanggapan pelanggan dalam layanan perbankan), untuk menghindari reaksi negatif dan komentar di seluruh saluran dan konten kami,” tulis Weener.
HSBC adalah salah satu dari sekitar 90 bank yang disebutkan dalam dokumen yang bocor milik Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) yang diposting oleh Buzzfeed News. Laporan tersebut menunjukkan sekitar US$2 triliun dalam transaksi antara 1999 dan 2017 kemungkinan terlibat tindak pencucian uang atau aktivitas kriminal.
Dalam kasus HSBC, dokumen tersebut menyatakan bahwa mereka memproses transaksi jutaan dolar untuk skema Ponzi China, sehingga korban penipuan tidak dapat meminta ganti rugi kerugian.
“Sejak tahun 2012, HSBC memulai perjalanan bertahun-tahun untuk meningkatkan kemampuan dalam memerangi kejahatan keuangan di lebih dari 60 yurisdiksi. HSBC adalah lembaga yang jauh lebih aman dibandingkan pada tahun 2012,” kata bank tersebut menanggapi berita BuzzFeed News dan Internasional Consortium of Investigative Journalists (ICIJ).
Baca Juga
HSBC mengoperasikan belasan akun media sosial di seluruh dunia untuk memberikan informasi tentang layanannya kepada pelanggan di semua negara besar tempatnya beroperasi.