Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Epidemiolog Tegaskan Hasil Tes PCR Harus Cepat, Jangan Lambat

Di sini sangat sulit mencari rasio tes lacak di Indonesia karena tidak wajib dilaporkan. Siapa saja yang harus dilacak.
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Epidemiolog menilai pelacakan atau tracing untuk memenuhi 3T alias testing, tracing, dan treatment di Indonesia masih sulit dilakukan. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia tak terbendung.

“Di sini sangat sulit mencari rasio tes lacak di Indonesia karena tidak wajib dilaporkan. Siapa saja yang harus dilacak,” kata Epidemiolog UI Iwan Ariawan pada webinar Kelompok Studi Demokrasi Indonesia, Minggu (20/9/2020).

Jika menurut pedoman Kemenkes, pelacakan dimulai saat orang terkonfirmasi Covid-19. Pelacakan bisa mudah dilakukan dan penyebaran bisa dikendalikan kalau hasil tesnya sehari selesai.

“Kita tahu lab PCR 3-7 hari, jadi apa yang terjadi kalau tracing-nya terjadi setelah konfirmasi? Orang-orang yang kontak dengan suspek yang mungkin positif sudah keburu kontak lagi dengan orang lain, jadi terlambat,” ungkapnya.

Salah satu pilihannya hasil tes PCR Indonesia harus cepat. Kalau tidak bisa, kontak tracing harus mulai dari suspek.

Dia juga menegaskan bahwa penanganan pengendalian penyebaran Covid-19 di Indonesia masih lemah. Hal ini melihat beberapa studi yang menyebutkan bahwa untuk mengendalikan epidemi harus ada 75 persen orang pakai masker. Sementara untuk mempertahankan pengendaliannya 85 persen harus pakai masker.

“Kita pernah ukur, kalau kita lihat pengamatan sehari-hari kenaikan kasus kita masih enggak turun ya karena pakai masker sudah 75 persen tapi mayoritas pakainya masih di dagu, di bawah hidung, tidak menutupi hidung, mulut, sampai dagu. Jadi semuanya pakai masker, tapi caranya tidak benar, buat apa?” kata dia.

Padahal, perilaku sederhana dari 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) efeknya besar untuk menurunkan risiko terinfeksi Covid-19.

“Kalau dari meta analisis rangkuman dari berbagai penelitian, cuci tangan bisa menurunkan risiko sampai 30 persen, pakai masker kain saja bisa menurunkan risiko separuhnya, pakai masker bedah lebih tinggi lagi, lalu jaga jarak makin tinggi lagi manfaatnya, ini yang harusnya dikerjakan bersama,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper