Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BIS: Perusahaan 'Zombie' Jadi Ancaman Paling Menantang di Krisis Covid-19

Bank for International Settlements menyatakan pembuat kebijakan bakal menghadapi bagian yang paling menantang secara ekonomi dari krisis Covid-19 dalam menghindari pembentukan perusahaan menjadi "zombie".
Salah satu gedung Kantor Bank for International Settlements di Basel, Swiss/ BIS
Salah satu gedung Kantor Bank for International Settlements di Basel, Swiss/ BIS

Bisnis.com, JAKARTA - Bank for International Settlements (BIS) menyatakan pemangku kebijakan bakal menghadapi bagian yang paling menantang secara ekonomi dari krisis Covid-19 dalam menghindari pembentukan perusahaan menjadi 'zombie'.

Dikutip dari Wikipedia, perusahaan zombie adalah perusahaan yang membutuhkan dana talangan untuk dapat beroperasi, atau perusahaan yang berhutang yang mampu membayar bunga atas hutangnya tetapi tidak dapat membayar kembali pokoknya.

Kepala Departemen Moneter dan Ekonomi BIS Claudio Borio mengatakan dukungan moneter dan fiskal sangat membantu perusahaan menghindari krisis likuiditas setelah pandemi memukul bisnis dan menurunkan permintaan. Kendati, hal tersebut mengandung risiko jangka panjang.

“Ada keseimbangan yang rumit yang harus dicapai. Di satu sisi menarik terlalu dini, yang secara tidak langsung akan memiliki biaya jangka pendek dalam hal aktivitas ekonomi, dan menarik pelan, yang berarti tidak akan mendukung penyesuaian struktural yang diperlukan," jelasnya seperti dikutip Bloomberg Senin (14/9/2020).

Pemerintah di Eropa dan AS telah melepaskan pelonggaran, sebagai salah satu sikap dalam menghadapi wabah Covid-19, untuk mendorong pasar ekuitas bahkan ketika ekonomi menghadapi resesi terdalam pada beberapa dekade.

Meskipun langkah-langkah likuiditas telah membantu perusahaan tetap bertahan, ada kekhawatiran bahwa mungkin kebijakan tersebut menciptakan sejumlah perusahaan yang tidak kompetitif yang menahan investasi dan inovasi.

“Tantangan sebenarnya adalah untuk membedakan antara perusahaan yang layak dan tidak layak, mengingat ketidakpastian tentang pola permintaan di masa depan,” kata Borio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper