Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Finlandia resmi menambah porsi kepemilikan saham mereka terhadap perusahaan perakit perangkat 5G, Nokia Oyj, Selasa (8/9/2020). Gestur ini merupakan usaha pemerintah membentengi perusahaan tersebut agar tak dicaplok oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Kini, total kepemilikan Finlandia terhadap Nokia Oyj telah mencapai batas 5 persen atau setara 1 miliar euro. Porsi ini rencananya bakal terus ditambah guna menjaga agar Nokia Oyj tak migrasi ke negara lain.
"Saya pikir masih ada pemilik dalam negeri yang ingin mempertahankan perusahaan agar tetap di sini [Finlandia], setidaknya sampai batas-batas tertentu," ujar CEO Antti Makinen seperti diwartakan Bloomberg, Selasa (8/9).
Wacana ketertarikan Negeri Paman Sam terhadap Nokia pertama kali disuarakan Jaksa Agung William Barr. Dalam keterangannya pekan lalu, Barr menyarankan pemerintah AS mempertimbangkan kepemilikan atas Nokia Oyj atau rivalnya, Ericsson AB.
Kepemilikan terhadap kedua perusahaan tersebut dinilai Barr bisa meningkatkan daya tawar AS dalam upaya pengembangan teknologi 5G.
Selain itu, dengan menguasai perusahaan pengembang 5G, AS diharapkan bisa meningkatkan posisi dalam perang dagang. Apalagi, China sudah cukup maju dalam mengembangkan teknologi lewat Huawei.
"Itu akan sangat penting agar negara-negara mitra kami tidak perlu repot-repot memakai infrastruktur yang dikembangkan Huawei," kata Barr.