Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa di Sulawesi Tenggara Terbakar

TNRAW menemukan ada empat titik api lokasi kebakaran di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa.
Pihak Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah berupaya memadamkan api di kawasan taman nasional tersebut, Senin (24/8/2020). (ANTARA/HO-TN Rawa Aopa Watumohai)
Pihak Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah berupaya memadamkan api di kawasan taman nasional tersebut, Senin (24/8/2020). (ANTARA/HO-TN Rawa Aopa Watumohai)

Bisnis.com, KENDARI - Kawasan Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menemukan adanya empat titik api di Taman Nasional Rawa Aopa.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Balai TNRAW Benny E Purnama mengatakan berdasarkan hasil patroli sejak pukul 08.30 Wita pada 24 Agustus 2020 oleh Tim Regu Brigdalkarhutla, pihaknya menemukan empat titik lokasi kebakaran.

"Tim patroli menemukan empat titik lokasi kebakaran, yaitu pada pukul 13.00 Wita di BH Tatangge, kemudian pukul 15.10 Wita di BH Palowilalodahu, selanjutnya pukul 15.40 Wita di BH Lababu dan pada pukul 17.08 Wita di BH Watuapi," kata Benny, saat diwawancara via WhatsApp, Senin (24/8/2020) malam.

Benny mengungkapkan, setelah menemukan lokasi kebakaran, personel dilengkapi sarana dan prasarana langsung melakukan upaya pemadaman api. Kata dia luas kebakaran di BH Tatangge seluas 2,7678 hektare.

"Personel pemadaman terdiri dari personil Brigdalkarhutla dan personel SPTN II. Untuk sarana dan prasarana terdiri dari Gepyok dan jet shooter,4 unit kendaraan roda 2 dan 1 unit kendaraan roda 4," jelas Benny.

Benny mengungkapkan bahwa api yang ada di empat titik lokasi kebakaran di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa tersebut baru bisa dipadamkan pada pukul 19.33 Wita.

Dia menduga, kebakaran hutan dan lahan tersebut terjadi karena ulah manusia baik untuk pemudaan rumput alami untuk pakan ternak maupun kemudahan akses untuk pemburuan liar.

"Tidak ada satwa yang terkena (terbakar). Tidak ada kesulitan (saat memadamkan api), kecuali akses yang lumayan jauh untuk wilayah Lababu," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper