Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri Belanda melalui Orange Knowledge Programme (OKP) membuka kesempatan kepada instan di di Indonesia untuk mendapatkan dana hibah pelatihan Tailor-Made Training+ (TMT+) sebesar Rp6,8 miliar.
Instansi tersebut dapat mengirimkan proposal program pelatihan pada bidang keamanan siber (cybersecurity) dan penguatan petugas lembaga pemasyarakatan (probation officers & prison reform). Masing-masing dana hibah yang tersedia untuk tiap topic proposal yang disetujui maksimal sebesar €400.000 atau sekitar Rp6,8 miliar.
Wahyu Budhi selaku OKP Country Programme Manager di Indonesia mengatakan bahwa program pelatihan ini ditujukkan bagi institusi di Indonesia yang bidang kerjanya sesuai dengan tema prioritas OKP di Indonesia serta memiliki keahlian khusus terkait topic TMT+ yang dipublikasikan.
Adapun tema yang diangkat adalah Keamanan dan Supremasi Hukum (Security and Rule of Law), Air (Water) serta Ketahanan Pangan (Food Security). Penentuan tema ini didasarkan pada prioritas kerja sama bilateral antara Indonesia dan Belanda serta serangkaian kegiatan konsultasi dengan pemangku kepentingan yang ada di Indonesia
“Batas waktu penerimaan proposal pada tanggal 8 September 2020 untuk proposal dengan tema probation officers & prison reform. Sementara itu, untuk topik cybersecurity, batas waktu pengiriman proposal adalah pada tanggal 10 September 2020,” ujarnya, dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Rabu (29/7/2020).
Selain memberikan dana hibah, OKP juga memberikan kesempatan bagi WNI yang ingin melanjutkan program studi Master dan kursus singkat (short course) bagi para profesional yang bekerja di bidang-bidang prioritas OKP.
Hingga tahap akhir periode pendaftaran beasiswa, Nuffic menerima 290 aplikasi beasiswa yang memenuhi pra-syarat kelengkapan dokumen dan kesesuaian tema prioritas dengan program studi tujuan dari pelamar asal Indonesia. Setelah melalui proses seleksi substansi, sebanyak 22 orang kemudian dinyatakan memenuhi kualifikasi dan berhak mengikuti program studi Master dan kursus singkat di Belanda.
Secara spesifik, para penerima beasiswa datang dari berbagai macam latar belakang seperti instansi pemerintah, universitas, lembaga penelitian, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), praktisi media hingga sektor swasta.
Wahyu mengatakan bahwa antusiasme masyarakat Indonesia untuk mencari beasiswa sekolah ke Belanda terbilang masih cukup tinggi hingga tahun ini. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia, terutama para profesional muda yang melamar beasiswa untuk sekolah ke Belanda.