Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Pasca-pandemi, Sekjen PBB: Setop Investasi Batu Bara!

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan hal tersebut dalam pidato secara virtual di hadapan mahasiswa Universitas Tsinghua, China, Kamis (23/7/2020).
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres di Markas Besar PBB, New York, (24/9/2019)/Anara/Reuters-Carlo Allegri/aa
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres di Markas Besar PBB, New York, (24/9/2019)/Anara/Reuters-Carlo Allegri/aa

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara di dunia diminta tak lagi berinvestasi pada energi batu bara dalam pemulihan ekonomi pascawabah Covid-19.

Hal itu diserukan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Dia meminta negara-negara untuk menggunakan energi bersih dalam upaya mengembalikan pertumbuhan ekonomi dunia.

"Kita harus berhenti menghabiskan uang untuk subsidi bahan bakar fosil dan pendanaan industri batu bara," kata Guterres, seperti dikutip dari pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh Departemen Komunikasi Global PBB, Jumat (24/7/2020).

Guterres menyatakan hal tersebut dalam pidato secara virtual di hadapan mahasiswa Universitas Tsinghua, China, Kamis (23/7/2020). Dia memusatkan perhatian pada upaya melawan perubahan iklim dalam rencana pemulihan ekonomi setelah pandemi berakhir.

"Tidak ada yang namanya energi batu bara bersih, dan batu bara seharusnya tidak punya tempat dalam rencana pemulihan rasional mana pun," ujar dia menegaskan.

Menurut Guterres, fakta bahwa masih banyak investasi negara-negara pada pembangkit listrik tenaga batu bara saat ini adalah suatu hal yang mengkhawatirkan.

Pendapatnya itu mengacu pada penggunaan energi terbarukan yang masih kurang banyak dipilih, sekalipun "menawarkan lapangan kerja tiga kali lebih banyak, dan saat ini lebih murah daripada batu bara di sebagian besar negara."

Bersama dengan poin yang menyoal penggunaan energi bersih, Guterres menyebutkan sejumlah aspek lain, termasuk kebutuhan akan lapangan kerja ramah lingkungan dan pertumbuhan berkelanjutan.

Kemudian, juga perlunya pertimbangan terhadap risiko iklim dalam semua pengambilan keputusan, khususnya keputusan keuangan agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan sosial.

"Kami meminta para investor untuk menuntut agar perusahaan mengungkapkan rencana transisi demi mencapai emisi nol bersih. Persamaannya harus sederhana, yakni ketiadaan rencana akan menghasilkan ketiadaan investasi. Seperti Covid-19, perubahan iklim tidak mengenal batas," kata Guterres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper