Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah didorong memperkuat investasi hijau di Tanah Air. Pasalnya Indonesia disebut masih menduduki peringkat rendah diantara negara G20 terhadap Perjanjian Paris terkait perubahan iklim di negara-negara tersebut.
Fabby Tumiwa Direktur Eksekutif Institute Essential Service Reform (IESR) mengatakan bahwa Indonesia perlu didorong untuk mencapai ekonomi hijau pada 2050.
"Diperlukan strategi pembangunan dan investasi untuk mendorong perkembangan ekonomi hijau. Kita perlu investasi hijau terhadap pembangkit listrik, transportasi, manufaktur," katanya di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Brown to Green Report 2019 mengukur kinerja negara G20 untuk mengatasi perubahan iklim. Laporan tersebut menyebut negara G20 berkontribusi 80 persen dari total emisi di dunia.
Brown to Green Report 2019 juga mengukur mitigasi, adaptasi dan pendanaan. Laporan itu disusun oleh 14 lembaga riset terkemuka di dunia dan sebagian besar berada di negara G20.
"Saat Presiden mendorong investasi, tantangannya dapat membawa investasi hijau atau green investment ke Indonesia," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan upaya untuk memasukan investasi ramah lingkungan sudah mulai dikerjakan pemerintah.
"Sekarang kita sedang lakukan perbaikan, penggunaan mobil listrik salah satunya. Terus penggunaan biodiesel untuk mengurangi fosil, penggunaan listrik matahari, angin, geothermal. Itukan semua salah satu itu," katanya.