Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Upaya PHRI untuk Menggairahkan Kembali Sektor Pariwisata

PHRI telah melakukan sejumlah langkah untuk menarik minat wisatawan dan menghidupkan kembali sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19.
Ketua Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menjawab pertanyaan wartawan seusai memberikan keterangan pers mengenai dampak virus corona pada sektor pariwisata, di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Sektor pariwisata nasional berpotensi kehilangan devisa senilai US$530 juta akibat adanya virus corona. Kemenparekraf merencanakan insentif tiket pesawat untuk  mendorong peningkatan wisatawan nusantara. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Ketua Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menjawab pertanyaan wartawan seusai memberikan keterangan pers mengenai dampak virus corona pada sektor pariwisata, di Jakarta, Kamis (12/3/2020). Sektor pariwisata nasional berpotensi kehilangan devisa senilai US$530 juta akibat adanya virus corona. Kemenparekraf merencanakan insentif tiket pesawat untuk mendorong peningkatan wisatawan nusantara. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Pengusaha Hotel dan Restoran (PHRI) melakukan promosi melalui kerja sama dengan semua pemangku kepentingan sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata, selain penerapan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa kampanye atau promosi paket wisata dilakukan untuk menarik kedatangan para wisatawan.

"Namun yang jadi masalah besar adalah terkait tiket penerbangan. Di saat situasi normal kadang kita susah, apalagi seperti saat ini [pandemi]," kata Hariyadi seperti dikutip dari siaran langsung MetroTV, Senin (20/7/2020).

Namun, dia menyatakan upaya promosi tersebut cukup berhasil untuk destinasi wisata yang bisa diakses melalui jalur darat.

Bahkan, hasil pantauan PHRI dalam satu bulan terakhir wisata resort meningkat dengan baik, terutama pada akhir pekan.

Kemudian, PHRI juga berupaya menaikkan kepercayaan masyarakat melalui pelayanan dan penanganan Covid-19 oleh semua pihak terkait.

Menurutnya, stigma negatif bahwa penambahan kasus positif di sebuah daerah bisa sangat berimbas pada sektor pariwisata.

Walhasil dia berharap pemberitaan oleh media massa juga harus lebih banyak membahas soal sisi positif yakni penambahan kasus sembuh dan yang lainnya.

"Kita harus lihat secara proporsional. Yang sembuh ini jumlahnya cukup besar, 40.000 lebih. Yang meninggal memang 4.200, tapi kalau kira melihat tingkat recovery-nya ini juga harus menjadi pemberitaan juga," ungkapnya.

Adapun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa kesiapan Indonesia dalam memutar kembali roda pariwisata harus bisa dilihat secara parsial atau per daerah.

Menurutnya, sejumlah daerah dengan destinasi wisata kenamaan seperti Bali, Batam, Bintan, Yogyakarta, dan Danau Toba tengah disiapkan untuk membuka kembali sektor pariwisatanya.

Namun, Luhut menegaskan bahwa saat ini masih memprioritaskan wisatawan lokal untuk berkunjung ke obyek wisata di sejumlah daerah yang siap atau masuk dalam zona hijau.

"Kita sekarang banyak ingin melihat turis domestik, kalau bisa kita dorong sampai 70 persen. Saat ini masih kira-kira 55 persen, jadi masih ada 15 persen ruang untuk kita tingkatkan," ujar Luhut.

Dia menegaskan penyiapan sektor pariwisata di era kenormalan baru harus dibarengi dengan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Artinya, daerah yang akan kembali membuka sektor pariwisata harus berkembang ke arah zona hijau dalam peta risiko penularan virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper