Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

13 Klaster Baru Covid-19 Muncul, Malaysia Kembali Lockdown?

Pengawasan pergerakan masyarakat bisa saja kembali diterapkan di Malaysia untuk menekan penambahan kasus Covid-19.
Ilustrasi-Proses disinfektan di salah satu masjid di dekat Kuala Lumpur, Malaysia./Bloomberg
Ilustrasi-Proses disinfektan di salah satu masjid di dekat Kuala Lumpur, Malaysia./Bloomberg

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia sedang menimbang-nimbang untuk kembali mengawasi pergerakan masyarakat.

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menyatakan kebimbangannya atas peningkatan kasus positif Covid-19 dan kemunculan 13 klaster baru di negara tersebut.

Penambahan kasus terjadi sepanjang masa berlakunya Perintah Kawalan Pergerakan Pemulihan (PKPP) sejak 10 Juni 2020.

Muhyiddin mengemukakan hal itu dalam pidato khusus PKPP di Putrajaya, Senin (20/7/2020) yang disiarkan secara langsung televisi pemerintah.

Muhyiddin mengatakan walaupun kasus Covid-19 rendah, masyarakat tidak boleh terlena  jika tak ingin Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) dilaksanakan kembali.

"Saya agak bimbang dengan kemunculan 13 klaster baru sepanjang tempo PKPP. Contohnya klaster Restoran Kuala Lumpur dari kalangan pekerja restoran yang dilaporkan sejak 6 Juli lalu dan klaster Stutong yang mulai sejak 18 Juli," kata Muhyiddin.

Selain itu, ujar Presiden Bersatu tersebut, terdapat empat klaster baru yang ditemukan dari mereka yang pulang dari luar negeri yaitu klaster di Sarawak sebanyak tiga kasus, klaster di Melaka lima kasus, klaster di Terengganu tiga kasus dan klaster di Kuala Lumpur dua kasus.

Lebih membimbangkan, ujar dia, kasus positif Covid-19 kembali mencatatkan angka dua digit sejak beberapa hari lalu.

Muhyiddin tidak menolak kemungkinan bahwa pemerintah akan melaksanakan kembali PKP jika kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan.

"Situasi tersebut tidak boleh dianggap enteng oleh kita semua. Saya pasti kita tidak mau pemerintah kembali melaksanakan lockdown sekiranya kasus-kasus Covid-19 meningkat mendadak," kata Muhyiddin.

Muhyiddin mengatakan cukuplah tiga bulan rakyat berkurung diri di rumah untuk memutuskan rantai Covid-19.

"Ekonomi negara kita terdampak serius, perniagaan mengalami kerugian dan banyak yang kehilangan pekerjaan. Sudah tentu kita tidak mau kembali hidup dalam keadaan lockdown seperti itu," ujar Muhyiddin.

Muhyiddin mengatakan pemerintah tengah mempertimbangkan untuk membuat peraturan mengenai penggunaan masker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper