Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

17 Provinsi Catat Peningkatan di Bawah 10 Kasus Baru

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyatakan ada 17 provinsi dengan penambahan kasus di bawah 10.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto memberikan update data virus corona (Covid-19) di Indonesia dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Minggu (24/5/2020)/Dok.-Gugus Tugas Covid-19
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto memberikan update data virus corona (Covid-19) di Indonesia dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Minggu (24/5/2020)/Dok.-Gugus Tugas Covid-19

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebutkan bahwa 17 provinsi mengalami penambahan kasus di bawah 10. Lima diantaranya tidak mencatatkan kasus baru.

“Secara keseluruhan terdapat 17 provinsi mengalami pertambahan kasus di bawah 10. Ada 5 provinsi tidak ada kasus baru di antaranya Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur,” katanya, Minggu (12/7/2020).

Selain itu beberapa daerah yang mengalami pertambahan di bawah 10 yaitu Aceh (7) kasus, Bengkulu (1) kasus, DI Yogyakarta (1), Kalimantan Barat (3), Kepulauan Riau (5) dan Sumatra Barat (6).

Kemudian, Sulawesi Tenggara (2), Lampung (3), Riau (1), Maluku Utara (8), Papua Barat (4) dan Sulawesi Barat (4).

Sementara itu beberapa provinsi juga mengalami peningkatan kasus sembuh dibandingkan dengan kasus positif. Beberapa di antaranya Bali 48 kasus positif dan 59 sembuh, Sulawesi Tenggara 2 kasus positif 5 sembuh, dan Jambi tidak mengalami penambahan tetapi 9 orang sembuh.

“Sehingga total kasus sembuh sebanyak 919 orang sehingga akumulasi total kasus sembuh mencapai 35.638 orang,” ujarnya.

Yuri menambahkan bahwa kasus baru yang diterima merupakan hasil dari penelusuran kontak yang dilakukan masif dari kasus positif. Hasilnya sebagian kasus baru tidak mengalami indikasi atau gejala. Para pasien diketahui tidak sakit atau tidak mengalami keluhan sama sekali. Mereka juga harus menjalani karantina ketat agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain.

“Ini yang kemudian bahwa beban layanan rumah sakit tidak meningkat meski kasus baru lebih banyak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper