Bisnis.com, JAKARTA - Global Disinformation Index (GDI), sebuah lembaga riset untuk melawan penyebaran disinformasi merilis laporan mengejutkan pada Rabu (8/7/2020).
Berdasarkan temuannya, GDI menaksir situs-situs penyebar hoaks dan disinformasi terkait Covid-19 meraup untung besar dari platform-platform iklan besutan Google dan Amazon.
Total, situs-situs tersebut diperkirakan menerima pemasukan iklan sebanyak US$25 juta sepanjang pandemi berlangsung. Dari angka tersebut, sebanyak US$19 juta di antaranya berasal dari iklan-iklan yang dipasang ke laman mereka lewat platform Google Ads.
Adapun, Amazon menyumbang US$1,7 juta untuk laman-laman tersebut lewat platform iklan mereka. Sementara platform lain seperti OpenX, juga memberikan upah pemasangan iklan sekitar 10 persen.
"Soal Covid-19 ada perbedaan dari apa yang dikatakan perusahaan-perusahaan ini [Google dan Amazon], bila membandingkan ucapan mereka untuk melawan konten berbahaya dengan data yang kami dapat," tutur salah satu pendiri GDI, Danny Rodgers, dikutip dari Bloomberg.
Rodgers dan GDI lantas mendesak agar perusahaan-perusahaan yang memonetisasi iklan seperti Google dan Amazon untuk mengubah kebijakannya. Mereka berharap ada mitigasi berlebih untuk menyudutkan para pengelola laman hoaks dan disinformasi.
Baca Juga
Riset yang dilakukan GDI mengambil sampel berupa 480 laman berbahasa Inggris yang kedapatan rutin menyebarkan disinformasi Covid-19. Data dihitung sepanjang rentang Januari hingga Juni 2020.
Selain temuan soal Google dan Amazon, GDI juga menyorot produk-produk yang ditayangkan dalam iklan. Beberapa di antaranya adalah perusahaan besar seperti L'Oreal, Wayfair Inc., hingga perusahaan perangkat keras Canon Inc.