Bisnis.com, JAKARTA - Badan Darurat Bencana Jepang berpacu dengan waktu hingga hari ini, Selasa (7/7/2020), untuk menyelamatkan orang-orang yang terdampar akibat banjir dan tanah longsor yang telah menewaskan sedikitnya 50 orang.
Adapun, Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan tingkat peringatan darurat tertinggi untuk hujan lebat dan tanah longsor di sebagian besar pulau Kyushu wilayah barat daya.
Hujan deras diperkirakan turun hingga Kamis, sehingga mempersulit upaya penyelamatan korban. Jumlah korban tewas akibat hujan lebat yang dimulai pada dini hari Sabtu diperkirakan akan terus naik.
Seorang pejabat di wilayah Kumamoto yang paling parah terdampak mengatakan bahwa 49 orang kini dipastikan tewas dan satu lainnya dikhawatirkan tewas.
"Kami berpacu dengan waktu," kata Yutaro Hamasaki, seorang pejabat Kumamoto sepefti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (7/7/2020).
"Kami belum menetapkan tenggat waktu atau waktu untuk mengakhiri operasi, tetapi kami benar-benar perlu mempercepat upaya pencarian kami karena waktu semakin habis. Kami tidak akan menyerah sampai akhir," kata Hamasaki.
Banjir di Jepang, paling parah di wilayah Kumamoto./Bloomberg
Lebih dari 40.000 personel, termasuk polisi dan tim pemadam kebakaran serta penjaga pantai dan pasukan, dikerahkan untuk menyelamatkan orang. Diperkirakan belasaan orang masih belum ditemukan.
Luapan sungai telah menyapu jembatan dan mengubah jalan menjadi danau sehingga membuat akses penyelamatan hanya dimungkinkan dengan rakit atau helikopter.
Nobuko Murakami, seorang wanita berusia 78 tahun yang rumahnya dihancurkan oleh tanah longsor, mengatakan kepada media setempat: "Saya tidak bisa tidur karena suara hujan memekakkan telinga saya. Saya telah tinggal di sini selama lebih dari 50 tahun, tetapi saya belum pernah melihat hujan yang begitu deras. Saya ingin tahu kapan aku bisa kembali ke rumah."
Kentaro Oishi, yang memiliki bisnis arung jeram di resor sumber air panas Kota Hitoyoshi, mengatakan bahwa layanan darurat memanggilnya untuk meminta bantuan.
"Saya memiliki pengalaman arung jeram selama 20 tahun, tetapi saya tidak pernah bermimpi" mendayung perahu melintasi kota," kata veteran pendayung itu.