Bisnis.com, JAKARTA - Tahun ajaran 2020/2021 akan segera bergulir kendati Indonesia masih dibayangi oleh ancaman penyebaran wabah virus corona atau Covid-19.
Sekolah-sekolah yang berada di zona hijau atau area yang bebas dari kasus baru Covid-19 diperbolehkan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka dengan sejumlah syarat minimal atau daftar periksa.
Sebaliknya, kegiatan pembelajaran tata muka belum bisa berlaku bagi sekolah yang berada di zona kuning, oranye dan merah. Sekolah-sekolah yang berada di wilayah ini harus tetap melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) atau online.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menjelaskan pembelajaran dari tidak bisa menggantikan pembelajaran tatap muka. Pasalnya, dia mengatakan berdasarkan pendapat pakar pendidikan, belajar secara tatap muka tetap penting.
"Sebab sekolah tidak hanya tempat belajar, tetapi tempat mereka [anak murid] ikut serta dalam program gizi berimbang. Seperti, melalui pemberian tambahan makanan untuk anak sekolah dan tentunya program vaksinasi," jelas Reisa dalam konferensi pers, Sabtu (4/7/2020).
Namun, Reisa mengatakan bahwa para pakar pendidikan juga setuju bahwa keselamatan dan kesehatan para murid menjadi hal terpenting dalam dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19.
Untuk itu, Gugus Tugas Covid-19 Nasional memberikan informasi tentang 7 hal yang harus diperhatikan agar pembelajaran daring bisa optimal.
Pertama, jelas Reisa, siswa dan guru harus bergembira dan tidak stres. Selain itu, semua pihak, baik guru dan siswa harus dipastikan telah paham terkait cara operasi alat atau teknologi yang digunakan.
Kedua, membagi kelas dalam kelompok belajar yang kecil. Proses pembelajaran mesti diarahkan pada diskusi kerja berkelompok sehingga akan membuat waktu belajar lebih efektif.
Ketiga, guru dan murid mesti sepakat untuk pengerjaan tugas kelompok yang menciptakan tantangan atau lomba yang memerlukan kolaborasi.
Keempat, para guru harus meluangkan waktu untuk murid yang tertinggal atau kurang dapat memahami sesi yang diajarkan. Hal itu untuk memastikan semua murid memiliki pemhaman yang sama.
Kelima, fokus pada mata pelajaran yang ikut membantu pembelajaran murid di mata pelajaran apapun. "Contoh mata pelajaran bahasa dan sains," jelas Reisa.
Keenam, para guru perlu mengamati, meniru dan memodifikasi cara guru lain dalam pembelajaran. Tanyakan tips and trick-nya. Demikian pula para siswa, wajib untuk menanyakan rekan kelasnya yang mampu belajar daring dengan baik.
"Ingat proses belajar jarak jauh bukan memindahkan kelas dari ruang fisik ke digital. Cara membuat sesi online menjadi riang gembira dan penuh interaksi, serta mudah mentransfer ilmu pengetahuan adalah dengan berkreasi dan tentunya dengan bekerja sama."
Ketujuh, sambung Reisa, semua orang tua harus bisa terlibat dalam prose pembelajaran tersebut. Hal ini dinilai sangat penting bagi setiap orang tua atau wali murid.
"Jangan lupa terapkan protokol yang sangat-sangat ketat," imbuh Reisa.