Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pengolahan dan Pariwisata Kunci Bangkitkan Jateng dari Pandemi Covid-19

Strategi mitigasi dan akselerasi di sektor ekonomi unggulan Jawa Tengah jadi kunci membangkitkan pertumbuhan ekonomi yang tergerus akibat Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mencoba tempat cuci tangan yang disediakan di kawasan Pantai Parangtritis, Sabtu (13/6/2020). /JIBI-Ujang Hasanudin
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mencoba tempat cuci tangan yang disediakan di kawasan Pantai Parangtritis, Sabtu (13/6/2020). /JIBI-Ujang Hasanudin

Bisnis.com, JAKARTA - Strategi mitigasi dan akselerasi di sektor ekonomi unggulan Jawa Tengah, jadi kunci membangkitkan pertumbuhan ekonomi, yang pada 2020 jelas akan tergerus akibat Covid-19.

Hal ini diungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Soekowardojo mengatakan pemerintah daerah perlu memperhatikan dua sektor utama untuk langkah mitigasi dalam jangka pendek, yakni manufaktur dan pariwisata.

"Kalau berbicara Jawa Tengah, karena manufaktur itu bagian terbesar dari Jawa Tengah, baik dari struktur ekonominya, maupun kontribusinya terhadap pangsa ekonomi yang hampir 35 persen. Serta banyak pekerja yang menggantungkan dirinya dari sektor manufaktur baik langsung maupun tidak langsung," katanya dalam webinar Jurus-Jurus Menjinakkan Dampak Ekonomi bersama OJK Jateng, DJP Jateng, dan Bisnis Indonesia, Jumat (3/6/2020).

Menurutnya, sektor manufakfur perlu didahulukan dan harus cepat terealisasi pada 2020. Sementara itu, sektor pariwisata harus sudah mulai dibangkitkan pada tahun ini dengan target hingga 2021.

Pasalnya, pariwisata juga menjadi salah satu kunci pendapatan devisa yang cepat, lebih cepat dari manufaktur yang harus berproduksi dan ekspor terlebih dahulu.

"Kedua, tergantung bagaimana kita memulihkan dan memitigasi sektor pariwisata. Dampaknya besar sekali baik dari akomodasi, penginapan-hotel, makanan-minuman, transportasi, UMKM wisata, dan perdagangan," tambah Soeko.

Namun demikian, masih ada satu hal lagi yang dalam periode jangka panjang atau hingga 2024, harus berjalan beriringan dengan akselerasi di sektor wisata dan industri pengolahan, yaitu digitalisasi UMKM.

Dia menuturkan untuk kondisi di Jawa Tengah saat ini, dari 36 juta penduduk, warga yang berusia kerja berkisar 28 juta jiwa. Adapun, dari usia kerja 15 tahun ke atas itu, penduduk yang sudah bekerja berkisar 17,5 juta. Dari angka itu, dia mengatakan hampir 6,5 juta itu bergelut di sektor UMKM.  jelasnya.

Menurutnya, cara baru mengkonsumsi dan membayar harus dipersiapkan dan disiasati betul oleh UMKM. Pasalnya, Covid-19 bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik masyarakat, tetapi pada pola perilaku atau mindset, dimana orang semakin ingin menghindari kontak fisik serta penularan beragam penyakit.

Apabila ketiga hal ini direalisasikan, dia optimistis pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang pada 2020 diproyeksi hanya 1,4 sampai 2,4 persen serta terdongkrak ke angka 5,2 sampai 6,2 persen.

"UMKM kita tidak bisa lagi menggunakan cara lama. Kita harus mendorong mereka merubah cara menjual dan promosi. Tidak bisa lagi dijual langsung ke pasar atau diantar sendiri misalnya, harus mulai kita dorong menggunakan marketplace atau secara online," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper