Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6.043 Pasien Covid-19 Jatim masih Dirawat, Jokowi: Jangan sampai Menumpuk

Presiden Joko Widodo meminta jajaran Pemprov Jatim maupun kota/kabupaten dan tim Gugus Tugas Covid-19 agar melakukan kerja sama dan sinergi yang baik dalam menangani Covid-19 mengingat masih tingginya angka kasus di Jatim.
Update kasus Covid-19 Jatim hingga Rabu 24 Juni 2020
Update kasus Covid-19 Jatim hingga Rabu 24 Juni 2020

Bisnis.com, SURABAYA - Presiden Joko Widodo meminta jajaran Pemprov Jatim maupun kota/kabupaten dan tim Gugus Tugas Covid-19 agar melakukan kerja sama dan sinergi yang baik dalam menangani Covid-19 mengingat masih tingginya angka kasus di Jatim.

"Saya titip agar koordinasi antar manajemen betul-betul dilakukan, sehingga hari ini Pangkogabwilhan 2 membantu secara penuh terutama dalam mensinergikan/menangani langsung RS Darurat dan RS rujukan," katanya dalam live Youtubu Rakor dengan Pemprov Jatim, Kamis (25/6/2020).

Dia melanjutnya, manajemen penanganan Covid-19 di Jatim juga perlu memilah pasien dengan gejala berat, ringan atau sedang agar tidak menumpuk di satu rumah sakit.

"Dipilah mana yang berat, ringan penempatan di RS mana sehingga semua tidak masuk pada satu titik, sehingga semuanya tidak masuk dalam satu titik, dan tidak menumpuk pasien di satu RS, sementara yang lain masih banyak yg kosong," ujarnya.

Berdasarkan data dari Covid-19.jatimprov.go.id, dari total 10.263 kasus positif Covid-19 di Jatim, hingg saat ini masih 6.043 pasien yang menjalani perawatan (lihat tabel).

Jokowi melanjutkan, saat ini kondisi kasus Jatim paling tinggi ada di Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, Sidoarjo). Menurutnya, kondisi ini harus dalam pantauan dan koordinasi yang baik antar pemerintah dan manajemen mengingat adanya arus mobilitas antar daerah.

"Saya lihat memang paling tinggi di Surabaya Raya, ini adalah wilayah aglomerasi yang harus dikendalikan lebih dahulu. Surabaya tidak bisa sendiri, Sidoarjo, Gresik harus satu manejemen karena arus mobilitas keluar masuk adalah bukan hanya dari Surabaya tapi daerah lain juga berpengaruh," tegasnya.

Dia juga meminta agar gubernur, bupati/walikota dalam membuat kebijakan harus merujuk pada data sciene dan meminta saran para pakar agar tidak semakin membahayakan.

"Saya titip utamanya gubernur/walikota/bupati agar setiap buat kebijakan selalu merujuk pada data sciene. Jangan kita buat kebijakan tanpa melihat data, tanpa mendengarkan saran para pakar epidemiologi dan perguruan tinggi. Ini berbahaya," ujarnya.

Selain itu, Jokowi juga meminta agar Pemprov Jatim menyiapkan berbagai plan dalam menghadapi situasi-situasi tidak terduga.

"Saya minta agar disiapkan plan A, B, C agar kita betul-betul siaga menghadapi situasi tidak terduga. Hati-hati infomasi yang saya terima, dunia mendekati ke 10 juta kasus positif. Hati-hati, kita tidak ingin ikut terserat ke angka besar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper