Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sirkular Solusi Penanganan Sampah Plastik

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) baru-baru ini menyatakan adanya kenaikan sampah plastik seiring dengan berubahnya tren konsumen di masa pandemi
Pengelolaan sampah daur ulang
Pengelolaan sampah daur ulang

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi COVID-19 yang melanda dunia menjadi salah satu tantangan bagi upaya pengelolaan sampah di Indonesia saat ini.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) baru-baru ini menyatakan adanya kenaikan sampah plastik seiring dengan berubahnya tren konsumen di masa pandemi.

Sampah masker, sarung tangan plastik hingga penggunaan kembali plastik sekali pakai di supermarket dengan tujuan melindungi produk dari virus meningkat. Sampah-sampah plastik tersebut jika tidak dapat dikelola dengan baik dikhawatirkan dapat berakhir di lingkungan.

Terkait hal tersebut, Dini Trisyanti, peneliti Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengatakan walaupun sedikit banyak pandemi COVID-19 memberikan dampak bagi pengelolaan sampah di Indonesia karena pemulung serta sektor informal pengelolaan sampah juga menjadi salah satu yang sangat rentan terdampak pada kondisi saat ini.

Namun berdasarkan hasil riset SWI, saat ini tingkat daur ulang botol PET di Indonesia sudah lebih dari 60% dimana angka ini lebih tinggi dari rata-rata Eropa (48%) dan Amerika (29%).

“Hal ini disebabkan botol PET mempunyai harga jual yang tinggi dan telah terkelola dengan baik oleh industri daur ulang. Hal ini merupakan peluang bagi pengelolaan sampah di Indonesia dan selayaknya dikembangkan juga untuk kemasan lain yang masih sulit didaur ulang dan bernilai rendah”, jelas Dini dikutip dari siaran persnya.

Sementara itu, Kasubdit Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolalaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Ujang Solihin Sidik, mengatakan pengembangan ekonomi sirkular dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab berbagai tantangan tersebut.

Menurutnya, ekonomi sirkular tidak hanya akan berdampak positif bagi upaya pengelolaan sampah tetapi juga menjadi pijakan utama pengembangan dan penerapan bisnis berkelanjutan di Indonesia. Pemerintah saat ini juga sedang menggodok Green Procurement Policy sebagai bentuk dukungan atas ekonomi sirkular Untuk itu dibutuhkan upaya kolaboratif dari setiap pihak, baik pemerintah, masyarakat, konsumen, produsen, industri daur ulang, sektor informal, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mewujudkan ekosistem ekonomi sirkular yang kuat dan tangguh.

"Kami juga mengapresiasi peran produsen untuk mendukung komitmen pemerintah melalui berbagai langkah, inisiatif, dan inovasi dalam pengelolaan sampah dari produk dan kemasan produk.” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, mengatakan mereka menargetkan di tahun 2025 dapat mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang digunakan, mengedukasi hingga 100 juta konsumen, memastikan 100% kemasan dapat digunakan ulang, didaur ulang atas dijadikan kompos, serta meningkatkan kandungan material daur ulang dalam botol menjadi 50%. 

Langkah itu, sebagai bentuk kontribusi dalam mendukung target pencapaian pemerintah untuk mengurangi sampah ke laut. Komitmen itu merupakan bagian dari gerakan #BijakBerplastik yang fokus kepada tiga komitmen untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi konsumen terkait pengelolaan sampah, dan inovasi kemasan produk.

“Untuk mencapai target-target tersebut, saat ini kami telah melakukan berbagai inisiatif diantaranya membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) bersama Pemerintah Kabupaten Lamongan, menyusun modul pembelajaran Sampahku Tanggung Jawabku untuk anak sekolah dasar dan buku cerita untuk taman kanak-kanak serta terus melakukan riset dan uji coba untuk inovasi  kemasan yang lebih ramah lingkungan," ujarnya dikutip dari siaran persnya.

Sejak diluncurkan dua tahun lalu, saat ini Danone-AQUA telah mengumpulkan botol plastik bekas hingga 13.000 ton dan mengedukasi lebih dari 18 juta konsumen untuk bijak dalam pola konsumsi sehari-hari dan pengelolaan sampah.”

Berdasar data dari Indonesia National Plastic Action Partnership yang dirilis bulan April kemarin, setiap tahunnya Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan 9%-nya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut. 

Sementara itu, sebelumnya Indonesia juga disebut sebagai negara yang menyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Untuk itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan target strategis untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan sebesar 70% di tahun 2025.

Salah satu cara mencapai target adalah membangun pendekatan ekonomi sirkular yang mampu mengurangi jumlah sampah plastik dengan menggunakan kembali maupun mendaur ulang plastik paska konsumsi menjadi bahan baku untuk dibuat produk baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper