Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi bakal menggelontorkan dana senilai 50 miliar riyal (US$13,3 miliar) atau setara Rp192,85 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) ke sistem perbankan untuk menekan dampak pandemi virus corona dan harga minyak yang anjlok.
Kebijakan yang diambil oleh Otoritas Moneter Arab Saudi (Saudi Arabian Monetary Authority/SAMA) atau bank sentral, akan membantu stabilitas keuangan dan mendorong penyaluran kredit ke sektor swasta, demikian keterangan resmi seperti dilansir Bloomberg, Senin (1/6/2020).
Dalam laporan stabilitas keuangan, Bank Sentral menyatakan sebagai dampak dari wabah corona, industri perbankan Arab Saudi mengurangi operasional selama tahun ini yang akan mengakibatkan penurunan profitabiliras dan kenaikan masalah pembayaran utang.
Terpukul oleh harga minyak yang rendah serta pandemi Covid-19, ekonomi Arab Saudi dari non-minyak diperkirakan terkontraksi untuk pertama kali selama 30 tahun terakhir. Bank Sentral sebelumnya telah menyalurkan 50 miliar riyal untuk menolong segmen usaha kecil di negara tersebut.
Pada Maret 2020, regulator mendesak bank-bank untuk berpartisipasi dalam program penyaluran kredit, setidaknya untuk 6 bulan.
Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al Jadaan mengatakan selama minggu lalu pemerintah juga telah menyalurkan dana senilai 150 miliar riyal dari cadangan valas SAMA ke manajer investasi publik, lembaga pengelola dana pemerintah pada Maret dan April untuk mendanai pembelian aset di pasar global yang harganya anjlok sebagai akibat pelemahan harga minyak.
Baca Juga
Defisit fiskal Arab Saudi pada tahun ini ditargetkan melebar hingga mendekati 13 persen dari produk domestik bruto (PDB), menurut International Monetary Fund (IMF).