Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Berita Jokowi Buka Mal, Jurnalis Detikcom Diancam Dibunuh

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta melaporkan seorang jurnalis Detikcom mengalami intimidasi, doxing, teror bahkan ancaman pembunuhan ihwal pemberitaan terkait rencana Presiden Joko Widodo akan membuka mal di Bekasi pada Selasa (26/5/2020).
Jurnalis meletakan kartu persnya ketika ikut berunjuk rasa kasus penganiayaan terhadap wartawan, di Medan, Sumatra Utara, Rabu (29/3)./Antara-Irsan Mulyadi
Jurnalis meletakan kartu persnya ketika ikut berunjuk rasa kasus penganiayaan terhadap wartawan, di Medan, Sumatra Utara, Rabu (29/3)./Antara-Irsan Mulyadi

Bisnis.com, JAKARTA -  Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta melaporkan seorang jurnalis Detikcom mengalami intimidasi, doxing, teror bahkan ancaman pembunuhan ihwal pemberitaan terkait rencana Presiden Joko Widodo akan membuka mal di Bekasi pada Selasa (26/5/2020).

“Kekerasan terhadap penulis berita tersebut dimulai di media sosial. Nama penulis yang tercantum di dalam berita pun menyebar di internet, dari Facebook hingga Youtube. Salah satu akun yang menyebarkan adalah Salman Faris,” kata Ketua AJI Jakarta Asnil Bambani melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (28/5/2020).

Asnil menuturkan Salman Faris mengunggah sejumlah tangkapan layar jejak digital penulis untuk mencari-cari kesalahan korban. Selain itu, menurut Asnil, Situs Seword juga melakukan hal serupa dan menyebarkan opini yang menyerang penulis dan media.

“Cara ini dikenal sebagai doxing, yaitu upaya mencari dan menyebarluaskan informasi pribadi seseorang di internet untuk tujuan menyerang dan melemahkan seseorang atau persekusi online,” kata dia.

AJI Jakarta menilai di tengah upaya Jokowi menggencarkan persiapan new normal, pemberitaan yang tak sepaham dengan narasi pemerintah tampaknya menjadi sasaran penyerangan.

Hal ini jelas, menurut dia, mencederai kemerdekaan pers dan bertentangan dengan amanat Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Tiga kasus doxing terjadi pada tahun 2018 di iantaranya, jurnalis Detik.com didoxing karena berita tentang pernyataan juru bicara Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin dan saat meliput peristiwa yang disebut “Aksi Bela Tauhid".

Lalu, jurnalis Kumparan.com dipersekusi karena tidak menyematkan kata 'habib' di depan nama Rizieq Shihab dalam beritanya. Kemudian doxing terhadap jurnalis CNNIndonesia.com terkait berita berjudul "Amien: Tuhan Malu Tak Kabulkan Doa Ganti Presiden Jutaan Umat".

Satu kasus terjadi pada September 2019 yang menimpa Febriana Firdaus, jurnalis yang melaporkan untuk Aljazeera. Febriana didoxing dan diteror karena pemberitaan terkait kerusuhan di Papua.

Hingga saat ini belum ada satupun kasus yang diusut tuntas oleh aparat penegak hukum hingga para pelakunya diadili sesuai aturan yang berlaku. Padahal dalam menjalankan tugasnya, seorang jurnalis mendapat perlindungan hukum sebagaimana diatur dalam UU Pers.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper