Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uji Spesimen Corona Lelet! Indonesia masih di Bawah Standar WHO

Seharusnya Indonesia telah merampungkan tes terhadap 324.000 spesimen. Berdasarkan data yang diterima Bappenas, per 27 Mei 2020, tes berbasis PCR telah dilakukan kepada 264.098 spesimen.
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mencatat rasio uji spesimen terkait virus Corona (Covid-19) di Indonesia masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meskipun, telah terjadi peningkatkan signifikan dalam satu pekan terakhir.

Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa pada 19 Mei 2020, Indonesia mencatat rasio uji spesimen sebesar 743 per 1 juta penduduk. Adapun, saat ini telah mencapai 967 per satu juta penduduk.

“Apakah itu cukup? Belum. Karena persyaratan yang diminta oleh WHO itu adalah 1 orang per 1.000 penduduk per minggu,” katanya usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo melalui video conference, Rabu (27/5/2020).

Indonesia mencatat pasien pertama Covid-19 sekitar 12 minggu lalu atau awal Maret 2020. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan WHO tersebut, seharusnya Indonesia telah merampungkan tes terhadap 324.000 spesimen.

Sementara itu, berdasarkan data yang diterima Bappenas, per 27 Mei 2020, tes berbasis PCR telah dilakukan kepada 264.098 spesimen.

Namun, bila dilihat per wilayah, DKI Jakarta telah memenuhi ketentuan WHO dalam hal uji spesimen. Bila mengacu pada ketentuan WHO, Jakarta harus sudah melakukan tes Covid-19 terhadap 120.000 spesimen.

“Realitasnya Jakarta sudah dites di atas 120.000, kira-kira sekitar 132.000, jadi dengan kapasitas 3.100 per hari uji tes di Jakarta,” jelas Suharso.

Dengan demikian, secara akumulasi nasional, sekitar 140.000 tes dilakukan di luar DKI Jakarta. Hal ini merupakan pekerjaan rumah pemerintah untuk memenuhi ketentuan rasio uji spesimen WHO.

Bappenas juga mencatat beberapa negara lain yang belum mampu memenuhi kriteria rasio uji spesimen WHO. Satu di antaranya adalah Brasil, di mana baru mencapai sekitar 30 persen dari jumlah yang diharapkan WHO.

Bila menggunakan rumus rasio uji spesimen WHO, Brazil seharusnya sudah melakukan tes terhadap 2,5 juta spesimen. Namun pada kenyataannya, negara ini baru melakukan tes terhadap 817.000 spesimen.

Begitu pula dengan India yang melaporkan pemeriksaan terhadap 3,12 juta spesimen. Padahal seharusnya negara ini telah memeriksa 16 juta spesimen.
Adapun, Presiden Joko Widodo masih menagih target uji spesimen Covid-19 mencapai 10.000 per hari.

“Target uji spesimen, 10.000 perhari yang sudah saya berikan target beberapa bulan lalu agar ini dikejar, sehingga ada sebuah kecepatan,” kata Presiden saat membuka rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference, Rabu (27/5/2020).

Jokowi meminta agar Indonesia dapat melakukan uji spesimen 10.000 per hari sejak dua bulan lalu. Namun, hingga pekan lalu target tersebut dapat dikatakan belum sepenuhnya tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper