Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pewaris Samsung Dituduh Terlibat Kecurangan dalam Merger pada 2015

Pewaris Samsung tersebut diduga terlibat dalam proses pengambilan keputusan Samsung saat merger dengan Samsung C&T Corp. dan Cheil Industries Inc. pada 5 tahun lalu.
Samsung Electronics Co. Vice Chairman Jay Y. Lee/ Bloomberg
Samsung Electronics Co. Vice Chairman Jay Y. Lee/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pewaris Grup Samsung Lee Jae-yong dipanggil oleh kejaksaan pada hari ini setelah diduga terlibat dalam kontroversi merger dua perusahaan yang berafiliasi dengan Samsung pada 2015.

Dilansir dari Yonhap, Selasa (26/5/2020), Vice Chairman Samsung Electronics Lee Jae-yong tiba di Pengadilan Tinggi Seoul pada pukul 8 pagi waktu setempat untuk diinterogasi soal proses pengambilan keputusan Samsung saat merger dengan Samsung C&T Corp. dan Cheil Industries Inc. pada 5 tahun lalu.

Ini adalah kemunculan pertamanya di kejaksaan setelah ditangkap atas tuduhan memberikan sogokan kepada mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye pada Februari 2017. Lee dilaporkan dipanggil dalam kapasitasnya sebagai terdakwa.

Dalam dakwaan kali ini, jaksa mencurigai adanya keterlibatan pemimpin Samsung dalam memfasilitasi suksesi Lee dari kursi ayahnya yang sakit, Lee Keun-hee. Selain itu, juga muncul dugaan adanya penurunan valuasi Samsung C&T secara sengaja sebelum merger dengan Cheil Industries untuk memberikan keuntungan pada pewarisnya.

Lee diketahui merupakan pemegang saham terbesar di Cheil Industries, perusahaan yang memproduksi kain, bahan kimia, dan peralatan elektronik, sebesar 23,2 persen. Hal ini berarti penurunan valuasi Samsung C&T membuka jalan bagi rasio merger yang menguntungkan bagi pewaris Samsung.

Salah satu contohnya adalah melonjaknya harga tanah taman hiburan yang dimiliki oleh Cheil, Everland, hingga 370 persen pada 2015.

Pada saat itu, Samsung C&T diduga mengurangi volume permintaan konstruksi dari luar negeri dan kontrak konstruksi perumahan domestik. Samsung C&T juga dilaporkan mengalami penurunan penjualan sebesar 11 persen pada semester I/2015 dan harga sahamnya juga melemah sehingga merger dilakukan dengan rasio 1:0,35 untuk Cheil Industries.

Kejaksaan juga mencium adanya praktik window dressing oleh Samsung Biologics pada 2015 yang diduga oleh Samsung Group sehingga saham Cheil overvalue dalam dereten bisnis bio farmasi.

Samsung Biologics dituduh melambungkan valuasinya hingga 4,5 triliun won (US$3,64 miliar) pada 2015 setelah dengan curang melakukan perubahan metode valuasi valuasi Samsung Bioepis, perusahaan patungan dengan korporasi AS Biogen Inc.

Setelah adanya perubahan metode tersebut, Samsung Biologics meraih profit berlimpah.

Melalui merger tersebut, Lee akan leluasa mengawasi Samsung C&T, perusahaan holding de facto milik Samsung Group.

Interogasi sebelumnya telah dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat seperti, mantan kepala Samsung Future Strategy Office (sudah dibubarkan) Choi Gee-sung, mantan Deputi Kepala Kantor Chang Choong-ki, dan beberapa jajaran mantan eksekutif dan pejabat Samsung pada 2015.

Samsung menyatakan bahwa mereka tidak pernah secara sengaja memanipulasi nilai perusahaannya dan pihak penuntut telah secara keliru memandang merger pada 2015 terkait dengan suksesi manajemennya.

Lee dipanggil 20 hari setelah permintaan maaf publiknya yang mengejutkan atas kontroversi terkait dengan suksesinya.

Dikutip dari KBS World, Lee Jae-yong menyampaikan permintaan maaf di hadapan publik pada 6 Mei 2020 atas skandal suksesi pengelolaan perusahaan dan keruntuhan serikat pekerja. Dia bersumpah untuk tidak menyerahkan kursi manajerial ke anak-anaknya.

Meskipun demikian, dia tidak menyebut secara jelas poin permasalahannya dan bagaimana dia akan bertanggung jawab.

Permintaan maaf Lee Jae-yong dilakukan sesuai dengan permintaan Komite Pengawas Kepatuhan Peraturan Samsung yang dibuat berdasarkan permintaan seorang hakim yang mengadili persidangan Lee terkait skandal korupsi yang melibatkan mantan Presiden Park Geun-hye dan temannya, Choi Soon-sil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper