Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan priode 2010-2014 Siti Fadilah Supari menyatakan adanya kasus pemeriksaan Covid-19 yang salah (false negative maupun ) disebabkan oleh peralatan tes yang bukan diproduksi di dalam negeri.
Seperti diketahui, standar pemeriksaan Covid-19 adalah dengan menggunakan metode polymerase chain reaction atau PCR. Secara singkat, metode tersebut mencocokkan asam ribonukleat (RNA) yang ada dalam DNA dengan plasmid virus yang tersedia dalam alat tes.
"Kita saat ini beli [peralatan tes] dari luar semua. Kita memberli [alat tes] dari Amerika Serikat, artinya beli [plasmid] virus [Covid-19] dari Amerika Serikat. Padahal, virus di Indonesia berbeda dengan virus di Amerika Serikat," jelasnya saat diwawancarai Deddy Corbuzier, Kamis (21/5/2020).
Simak dialog Siti Fadilah dengan Deddy Corbuzier dari Youtube Deddy Corbuzier di atas. Siti menilai peneliti maupun industriawan nasional dapat memproduksi alat tes maupun vaksin di dalam negeri. Siti memberikan beberapa institusi penelitian yang dapat melakasanakan penelitian tersebut seperti Eijkman Institute for Molecular Biology.
Namun demikian, Siti menilai hal terseut memerlukan kemauan politik yang kuat. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga harus mempertebal dan memfokuskan anggaran negara untuk menerliti Covid-19.
"Selama ini [kegiatan] riset selalu dapat dana yang kecil [dari negara], kemudian berharap bantuan dari asing. Bantuan asing itu menggoyahkan rasa nasionalisme periset. [Dana] Indonesia untuk riset masih terlalu kecil, padahal itu penting sekali," ujarnya.
Di sisi lain, Siti menyampaikan bahwa produksi vaksin merupakan opsional lantaran antibody masyarakat Indonesia sangat tinggi. Namun demikian, Siti menekankan bahwa Indonesia harus mandiri terkait ketersediaan alat tes maupun vaksin Covid-19.
Hingga saat ini, para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia berlomba dengan waktu untuk mengembangkan vaksin untuk virus corona baru. Sampai sekarang, hampir 100 kelompok penelitian bekerja sepanjang waktu untuk mengembangkan vaksin potensial untuk Covid-19.
Penting untuk dicatat bahwa vaksin yang sesuai untuk manusia biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang saat melewati serangkaian uji coba manusia untuk menguji keamanan dan efisiensinya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang melacak vaksin potensial untuk Covid-19 dalam evaluasi klinis.