Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mulai Normal, Makin Banyak Warga China Bersantap di Luar Rumah

Warga China secara bertahap kembali ke kehidupan normal dengan lebih banyak orang makan di luar dan lebih banyak sekolah dibuka kembali.
Warga menggunakan masker saat berjalan melewati toko-toko di Nanjing Road di Shanghai, China, Sabtu (14/3/2020). Bloomberg/Qilai Shen
Warga menggunakan masker saat berjalan melewati toko-toko di Nanjing Road di Shanghai, China, Sabtu (14/3/2020). Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Warga China secara bertahap kembali ke kehidupan normal dengan lebih banyak orang makan di luar dan lebih banyak sekolah dibuka kembali setelah kasus virus corona penyebab Covid-19 di negara itu terkendali.

Tren ini menjadi pendorong permintaan segala sesuatu mulai dari daging hingga minyak goreng di negara yang menjadi konsumen utama dunia ini.

Pemilik restoran di pusat kota Beijing, Lei Ying mengatakan pengunjung perlahan-lahan kembali tanpa menerapkan jarak sosial, meskipun masing-masing pengunjung masing dicek suhunya.

"Selama akhir pekan, sekitar setengah ruang yang tersedia ditempati karena semakin banyak tamu yang kembali," kata Lei, seperti dikutip Bloomberg.

Kemacetan lalu lintas kembali di Beijing pada jam sibuk, sementara lebih banyak sekolah di seluruh negeri berencana untuk membuka kembali bulan ini dan berikutnya setelah lebih dari 100 juta siswa, atau 40 persen dari total siswa sudah kembali, menurut Departemen Pendidikan.

Dibukanya kembali sekolah dan restoran menjadi pendorong utama permintaan unggas dan telur. Sebelumnya, penutupan dapur sekolah telah mendorong harga telur di bursa berjangka Dalian ke level terendah dalam beberapa tahun, menurut Li Qiang, kepala analis Shanghai JC Intelligence Co.

Harga daging babi grosir telah turun selama tiga bulan berturut-turut karena meningkatnya pasokan dan melemahnya permintaan.

Terlalu Lama di Rumah

Meskipun sejumlah orang masih khawatir pergi ke restoran, sebagian lainnya tidak memiliki keraguan seperti itu karena mereka telah jenuh berdiam diri di rumah dalam waktu lama.

"Kami tinggal di rumah terlalu lama. Sepertinya tingkat okupansi di restoran besar mencapai 70 persen, sedangkan pusat jajanan mulai penuh," kata Tom Long, seorang pengusaha di Provinsi Hunan selatan yang mulai makan di luar rumah secara teratur.

Menteri Perdagangan China, Zhong Shan mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin (18/5/2020) mengatakan bahwa pemerintah akan membantu industri makanan dan minuman mengatasi kesulitan mereka setelah pendapatan turun lebih dari 40 persen dalam empat bulan pertama tahun ini. Industri ini menyumbang lebih dari 10 persen dari penjualan ritel China.

Perusahaan mulai meningkatkan impor kedelai untuk mengantisipasi permintaan yang lebih besar. Pengiriman tersebut sebagian besar datang dari Brasil dan dapat mencapai rekor 10 juta ton bulan ini, didorong oleh pemulihan pembiakan babi.

Peningkatan impor ini sebagian besar didorong oleh pelemahan mata uang Brasil yang telah membuat harga biji kedelai lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper