Bisnis.com, JAKARTA— Grup maskapai penerbangan Amerika Latin terbesar, Avianca Holdings SA terancam bangkrut setelah pelarangan penerbangan diterapkan pada Colombian Airline.
Dikutip dari Bloomberg, Senin (11/5/2020), Avianca merupakan unit usaha dari United Airlines Holdings Inc. dan Kingsland Holdings telah mengajukan perlindungan pada krediturnya.
Terdapat liabilitas sebesar US$10 miliar dan aset dengan nilai yang sama. Perusahaan pun menyatakan tak akan membayar surat utang yang jatuh tempo pada Senin (11/5/2020).
Adapun, pada medio 2019 Avianca menerima fasilitas penjaman jangka pendek dari Kingsland Holdings senilai US$50 juta. Bantuan fasilitas tersebut bertujuan untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan yang harus melunasi surat utangnya.
Bahkan, United Airlines Holdings Inc. dan Kingsland Holdings menyatakan siap memperkuat perusahaan dengan kucuran dana hingga US$250 juta sejalan dengan program 2021. Sayangnya, inisiatif tersebut harus terhambat akibat sejak akhir Maret sejumlah jadwal penerbangan harus dibatalkan. Langkah tersebut ditempuh pemerintah di Amerika Latin memutus rantai penyebaran virus corona.
Avianca sebenarnya saat ini sedang dalam tahap pemulihan usaha agar bisa kembali mencetak laba. Namun, rencana perusahaan di tahun ini harus gagal karena virus corona. CEO Avianca Holdings SA, Anko Van Der Werff mengatakan reorgansisasi dalam pengajuan kepailitannya itu menjadi langnkah terbaik untuk melindungi jasa transportasi udara yang telah disediakan di seluruh Kolombia dan negara lain di Amerika Latin.
Baca Juga
“Avianca menghadapi krisis tersulit dalam sejarah 100 tahun karena kami mengatasi dampak pandemi Covid-19,” katanya.
Pada akhir Maret, maskapai penerbangan tersebut telah memberikan cuti di luar tanggungan terhadap 21.000 karyawannya untuk mengurangi biaya. Perusahaan juga telah menunda penyampaian laporan keuangan tahunannya hingga Juni.
Perusahaan holding yang dibentuk pada 2010 itu pun telah menyatakan lampu merah terhadap kelanjutan bisnisnya ke depan.
Senior Emerging Markets Strategist SMBC Nikko Sekuritas, Roger Horn mengatakan langkah Avianca memberikan sinyal yang jelas terhadap para krediturnya. Menurutnya, langkah tersebut tepat sehingga memberikan keputusan yang cepat.
“Avianca bisa memiliki kesempatan untuk keluar dari krisis ini,” katanya.
Adapun, kebangkrutan akan tersebar luas terhadap seluruh industri maskapai penerbangan mulai dari penyedia pesawat, mesin dan layanan perawatan yang terkait dengan Avianca.
Avianca tercatat tak akan melunasi US$65,5 juta surat utang jatuh temponya atau membayar kupon yang jatuh tempo pada 2023. Direktur Keuangan Avianca, Adrian Neuhauser mengatakan dalam diskusi daring yang digelar Minggu (10/5/2020), pembayaran jatuh tempo pada Senin namun perusahaan memilih untuk menjaga likuiditas.
Perusahaan meminta toritas membayar gaji dan tunjangan bagi karyawan sekaligus membayar vendor dan suplier. Avianca menyebut pihaknya masih melakukan diskusi dengan pemerintah Kolombia dan negara lain terkait dengan dukungan finansial selama proses reorganisasi.