Bisnis.com, JAKARTA - Dosen Sosiologi FISIP Universitas Indonesia Imam B Prasodjo menyebut sedikitnya 150 pasar tradisional di Jakarta tinggal menunggu waktu untuk ditutup seiring penyebaran pandemi virus Corona atau Covid-19.
Dia menyebut kondisi ini terjadi karena pola belanja masyarakat di tengah meluasnya Corona mulai berubah. Masyarakat dinilai makin getol berbelanja melalui transaksi online.
“Pasar tradisional tergerus karena sekarang orang banyak belanja melalui online, sehingga transaksi di pasar tradisional kelihatan betul, di Jakarta ada 150 pasar tradisional menunggu waktu kapan akan tutup,” katanya saat diskusi virtual, Jumat (1/5/2020).
Meskipun demikian, dia menilai pasar konvensional masih menjadi perhatian besar masyarakat tanah air. Melihat situasi ini PD Pasar Jaya disebut mulai mendorong pedagang beralih membuka layanan melalui online.
“Ini terus mewabah dan ini proses digitalisasi pedagang tradisional yang dianggap mustahil. Namun, karena untuk bertahan hidup mereka mengalami pembelajaran luar biasa,” ujarnya.
Ketika Bisnis mencoba untuk mengonfirmasi hal tersebut ke Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasruddin. Bisnis masih belum mendapatkan respon.
Baca Juga
Di sisi lain Imam menyebut pandemi Covid-19 menyebabkan sebuah digital revolusi yang mendorong setiap segmen maupun sektor untuk bergerak melalui dunia maya.
Kondisi tersebut menyebabkan sebagian perusahaan mendulang untung seperti bisnis telekomunikasi. Sementara itu, sejumlah sektor usaha lainnya mulai menjerit.