Bisnis.com, JAKARTA - Dua puluh tujuh tahun. Itulah waktu yang dibutuhkan Jaya Suprana untuk mengenal betul siapa ayahnya, Lambang Suprana. Maksud kalimat itu, bukan berarti Jaya tidak mengenal sang ayah sama sekali.
Dia mengenal. Dan dekat pula. Masalahnya, ayahnya menyembunyikan sesuatu yang sangat penting dari Jaya hingga nama terakhir ini berusia 27 tahun. Yakni, apa pekerjaan sebenarnya sang ayah.
Sepanjang yang Jaya ingat selama 27 tahun, sang ayah mengatakan bahwa ia hanya pegawai biasa. Padahal, sang ayah merupakan pemilik perusahaan jamu terbesar di Indonesia kala itu, yakni Jamu Jago. Namun, hal itu ditanggapi biasa saja oleh Jaya.
“Mungkin beliau bermakusd menempa saya agar tidak sombong,” begitu pria kelahiran Denpasar, Bali, 27 Januari 1949 menyebut alasan mengapa sang ayah menyembunyikan identitas hingga berpuluh-puluh tahun.
Dengan kondisi tak mengerti pekerjaan sesungguhnya sang ayah, Jaya pun menjalani hidup di Jerman untuk menempuh pendidikannya dengan penuh perjuangan. Kiriman uang yang terbatas, membuat ia harus melakoni pekerjaan apapun. Ya, apapun.
Mulai dari tukang bubut, tukang pasang ubin, tukang karcis, pergawai kafetaria Volkeningheim, atau guru piano. Yang menjadi catatan khusus, itu semua ia lakukan kala usianya baru menginjak 18 tahun.