210 Negara Butuh
Masalahnya dunia menghadapi kelangkaan reagen. Ada 210 negara di dunia yang sudah terdampak Covid-19, dan pastinya membutuhkan reagen untuk tes virus corona.
Di Amerika Serikat (AS) kelangkaan reagen ini sudah terjadi sejak Maret lalu. Dikutip dari www.clinicallabmanager.com, ketika jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi meningkat, ada banyak laporan kekurangan reagen yang digunakan untuk mengisolasi RNA virus corona.
Ekstraksi RNA adalah langkah pertama untuk melakukan tes virus corona.
Menurut American Society of Microbiology pada 10 Maret 2020, salah satu tantangan yang muncul adalah kekurangan pasokan untuk reagen PCR SARS-CoV-2.
Kekurangan pasokan reagen ekstraksi RNA membuat laboratorium menunda tes virus corona. Apa yang menyebabkan kekurangan itu?
Pada bulan Februari, CDC meluncurkan tes diagnostik untuk Covid-19 dan mendistribusikan kit pengujian ke hampir seratus laboratorium negara bagian dan lokal. Tetapi, mayoritas laboratorium menghadapi masalah seperti kontrol negatif dan hasil yang tidak meyakinkan.
Pada 12 Februari 2020, CDC secara resmi mengumumkan bahwa masalahnya adalah hasil dari reagen yang salah.
Kemudian, jumlah orang yang harus diperiksa meningkat. Awalnya, CDC merekomendasikan pengujian hanya untuk mereka yang mengalami demam dan/atau gejala pernapasan yang lebih rendah, dan telah melakukan perjalanan ke Wuhan, China atau telah melakukan kontak dengan kasus yang diduga atau konfirmasi positif Covid-19.
Namun, pada akhir Februari, setelah seorang pasien terinfeksi meskipun tidak memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan atau paparan tidak diketahui, CDC memodifikasi pedomannya untuk memasukkan siapa saja yang demam yang dirawat di rumah sakit karena penyakit pernapasan.
Perubahan ini meningkatkan jumlah pasien yang diuji, dengan cepat meningkatkan permintaan untuk reagen.