Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budayawan dan Cendekiawan Arief Budiman Dimakamkan Hari Ini

Almarhum dimakamkan pada hari ini di Pemakaman Bancaan Salatiga. Mengingat kondisi pembatasan sosial saat ini, keluarga, sahabat/teman diharapkan turut mendoakan almarhum dari rumah masing-masing, demikian pernyataan pihak keluarga.
Almarhum Arief Budiman dimakamkan hari ini di Pemakaman Bancaan Salatiga./www.sosiologi.info
Almarhum Arief Budiman dimakamkan hari ini di Pemakaman Bancaan Salatiga./www.sosiologi.info

Bisnis.com, JAKARTA - Budayawan dan Cendekiawan Arief Budiman hari ini dimakamkan di Pemakaman Bancaan Salatiga.

Berdasar kabar duka yang diperoleh Bisnis.com, almarhum Prof DR Arief Budiman bin Salam Sutrawan meninggal  dalam usia 79 tahun, Rabu (23/4/2020) pukul 11.40 WIB di RS Ken Saras, Kabupaten. Semarang.

"Almarhum akan dimakamkan pada hari ini di Pemakaman Bancaan Salatiga. Mengingat kondisi pembatasan sosial saat ini, kami mohon agar turut mendoakan almarhum dari rumah masing-masing," demikian pernyataan dari pihak keluarga.

Jenazah Arief Budiman diberangkatkan dari RS Ken Saras langsung menuju pemakaman Bancaan.

"Mohon saudara, para sahabat dan kenalan memaafkan semua kesalahan-kesalahan Pak Arief, Allah Yang Maha Penyayang mengampuni semua dosa-dosanya dan menerima amal ibadahnya, semoga almarhum husnul khatimah. Aamiin Yaa Robbal Alamiin," demikian pernyataan dari pihak keluarga.

Pihak keluarga juga menyampaikan terima kasih atas segala doa, perhatian, dan cinta kasih dari saudara dan sahabat/teman untuk Arief Budiman selama ini.

Almarhum Arief Budiman meninggalkan seorang istri S. Leila Chairani Budiman serta anak dan menantu. Dua anak Arief Budiman telah berkeluarga dan memiliki anak.

Mereka adalah keluarga Adrian Budiman dan  Nurul Pratiwi dengan anak Aditya Adrianputra dan Amira Savitri. Serta keluarga Susanti Kusumasari dan Kuskridho Ambardi dengan anak Marsa Harisa dan Hafid Sasayuda.

Semasa hidup kakak dari almarhum Soe Hok Goe itu dikenal sebagai pemikir yang tak takut berhadapan dengan rezim.

Perlawanan yang dilakukan Arief Budiman, bersama kawan-kawannya, membuat dia menjadi salah satu tokoh penting di era perlawanan terhadap opresi kekuasaan.

Akademisi dan Sosiolog Ariel Heryanto, kawan lama Arief Budiman, termasuk yang mengabarkan kabar meninggalnya Arief Budiman .

"Selamat jalan, kawan lama dan rekan sejawat, Arief Budiman, Terima kasih atas apa yang telah engkau sumbangkan ke Indonesia," kata Ariel lewat akun Twitternya, Kamis (23/4/2020) seperti dikutip Tempo.co.

Arief merupakan aktivis angkatan 1966. Ia sempat mengajar sebagai Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia. Arief juga banyak terlibat dalam bidang budaya di Indonesia.

Peneliti Human Rights Watch Andreas Harsono mengatakan Arief Budiman yang memiliki nama asli SoeHokDjin meninggal di rumah sakit dekat Salatiga, Jawa Tengah.Arief memang sedang sakit Parkinson.

"Arief cendekiawan publik, dulu mengajar di Univ Kristen Satya Wacana dan UnivMelbourne," kata Andreas lewat akun Twitternya.

Arief Budiman (lahir di Jakarta, 3 Januari 1941) meninggal di Salatiga, Jawa Tengah, 23 April 2020.

Dikutip dari Wikipedia, Arief Budiman pernah memperdalam ilmu di bidang pendidikan di College d'Europe, Brugge, Belgia pada tahun 1964. Ia menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia pada tahun 1968.

Arief kuliah lagi di Paris pada 1972 dan meraih Ph.D. bidang sosiologi dari Universitas Harvard, Amerika Serikat pada 1980.

Kembali dari Harvard, Arief mengajar di UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) di Salatiga sejak 1985 sampai 1995.

Ketika UKSW dilanda kemelut berkepanjangan karena pemilihan rektor yang dianggap tidak adil, Arief melakukan mogok mengajar, dipecat, dan akhirnya hengkang ke Australia, serta menerima tawaran menjadi profesor di Universitas Melbourne.

Arief Budiman pernah menjadi redaktur majalah Horison (1966-1972). Sejak 1972 sampai 1922 ia menjadi anggota Dewan Penasehat majalah ini.

Arief juga pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971). Sejak tahun 1968-1971 ia menjadi anggota Badan Sensor Film.

Arief Budiman dianggap sebagai tokoh Metode Ganzheit sejak Diskusi Sastra 31 Oktober 1968 di Jakarta dan terlibat polemik dengan M.S Hutagalung sebagai perwakilan Aliran Rawamangun. Ia juga dianggap sebagai tokoh dalam perdebatan Sastra Kontekstual sejak Sarasehan Kesenian di Solo, Oktober 1984.

Ia juga pernah menghadiri Konferensi PEN Club International di Seoul pada 1970.

Sejak mahasiswa, Arief aktif dalam kancah politik Indonesia. Ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan pada 1963 yang menentang aktivitas LEKRA yang dianggap memasung kreativitas kaum seniman.

Kendati ikut melahirkan Orde Baru, Arief bersikap sangat kritis terhadap politik pemerintahan di bawah Soeharto yang memberangus oposisi. Era Orba juga ditengarai dengan maraknya praktik korupsi.

Pada pemilu 1973 Arief Budiman dan kawan-kawannya mencetuskan Golput atau Golongan Putih, sebagai tandingan Golkar yang dianggap membelokkan cita-cita awal Orde Baru untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis.

Arief pernah ditahan karena terlibat demonstrasi menentang pendirian Taman Miniatur Indonesia Indah

Putra seorang wartawan bernama Soe Lie Piet ini menikah dengan Leila Chairani Budiman, teman kuliahnya di Fakultas Psikologi UI. LCB begitu inisial Leila dikenal sebagai pengasuh rubrik psikologi di Harian Kompas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper