Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Corona Merebak di Negeri Sombrero

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Meksiko, jumlah lonjakan kasus di negara tersebut meningkat lebih dari 1.000 orang dalam sehari.
Seorang petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS berbicara dengan seorang pria di pelabuhan masuk San Ysidro di Tijuana, Meksiko, pada 26 November 2018./Bloomberg/Luis Antonio Rojas
Seorang petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS berbicara dengan seorang pria di pelabuhan masuk San Ysidro di Tijuana, Meksiko, pada 26 November 2018./Bloomberg/Luis Antonio Rojas

Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat persebaran Covid-19 di Meksiko mengalami kenaikan signifikan pada Rabu (22/4/2020) waktu setempat.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Meksiko, jumlah lonjakan kasus di negara tersebut meningkat lebih dari 1.000 orang dalam sehari.

Angka tersebut menjadi rekor tersendiri karena sebelumnya belum pernah kasus Corona di Meksiko bertambah sebanyak itu dalam 24 jam.

Data Kementerian Kesehatan Meksiko kini mencatat total kasus corona terkonfirmasi sebanyak 10.544. Melalui keterangan resminya, Menteri Kesehatan Hugo Lopez-Gatell mengatakan bahwa tingkat kematian kini naik menjadi 13 persen sebab total korban meninggal akibat corona di Meksiko sudah menyentuh 970 orang,

Lopez-Gatell lantas menggarisbawahi bahwa angka yang dia paparkan adalah jumlah maksimal sebab data tersebut sudah mencakup pasien dalam pengawasan yang meninggal lebih dulu meskipun hasil lab belum menyatakan positif.

Ketika menanggapi perkembangan ini, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan bahwa pemerintahannya tak akan panik.

Dirinya tidak akan mengambil sikap tergesa-gesa, termasuk menerapkan kebijakan lockdown yang lebih ketat. Sikap ini sekaligus menjadi respons terhadap desakan agar pemerintah bersikap tegas terhadap perusahaan yang masih beroperasi normal dan tak menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

"Semua ini bisa dilalui secara persuasif. Masalah apa pun itu, tidak akan bisa diatasi bila disikapi dengan kekerasan dan pemaksaan," ujar Obrador seperti dilansir Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper