Bisnis.com, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump tak nyaman dengan pernyataan Direktur CDC soal ancaman virus Corona gelombang kedua.
Trump pun meminta Robert Redfeld, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menelusuri kembali pernyataannya bahwa gelombang kedua virus Corona baru di musim gugur dapat lebih buruk daripada situasi saat ini.
Direktur CDC Robert Redfield melontarkan komentar yang beredar secara luas dalam wawancara hari Selasa dengan koran Washington Post.
Pada Rabu, Trump mencuit bahwa pakar kesehatan itu dikutip salah dan akan mengeluarkan satu pernyataan. Namun Redfield mengatakan dia dikutip secara tepat.
"Saya pikir sungguh penting untuk menekankan apa yang tak saya katakan: saya tak bilang bahwa ini akan lebih buruk," kata Redfield pada pengarahan harian tentang virus Corona di Gedung Putih.
"Saya mengatakan ini akan lebih sulit dan berpotensi rumit karena kita akan menghadapi flu dan virus Corona yang beredar pada waktu bersamaan," ujar Redfield.
Robert Ray Redfield Jr. dikenal sebagai seorang virolog AS. Pria kelahiran 10 Juli 1951 kini memimpin CDC.
Pernyataan Redfield muncul saat Trump tampak menganggap enteng risiko.
"Kita tak akan melewati apa yang telah kita lalui dalam beberapa bulan terakhir," kata Trump. "Tak mungkin kembali ke belakang sama sekali."
Namun Trump mengatakan bahwa bisa saja ada "sisa-sisa Corona" yang dapat bercampur dengan flu untuk melahirkan "kerunyaman".
Trump berupaya merancang optimisme dalam perang melawan virus Corona. Di sisi lain Trump tak sepakat dengan Gubernur Georgia Brian Kemp yang dengan agresif mendesak untuk membuka kembali aktivitas ekonomi di negara bagiannya dengan melanggar anjuran-anjuran pusat. Trump bilang itu terlalu dini.
"Mereka dapat menunggu sedikit lebih lama, sedikit saja-tak banyak," kata Trump. "Karena keselamatan harus diutamakan. Kita harus lakukan itu."
Sekalipun demikian, Trump mengatakan dia termotivasi menyaksikan beberapa negara bagian menjalankan kegiatan ekonomi mereka dan melonggarkan pembatasan-pembatasan.
Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mengadakan perayaan hari kemerdekaan pada 4 Juli di National Mall di Washington seperti yang dilakukan tahun lalu. Saat ini, warga di ibu kota negara itu masih diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah hingga 15 Mei.