Bisnis.com, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon menyampaikan rasa ibanya karena Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi sasaran kekesalan banyak orang terkait penanganan kasus Corona dan pemberlakukan PSBB.
Ungkapan iba itu disampaikan Jansen Sitindaon dalam cuitan di akun twitternya, jansen_jsp.
"Kasihan jg sebenarnya selama corona ini Dr Terawan banyak nerima kritik dr publik termasuk dr saya. Diluar soal kebijakan publik, dari testimoni banyak orang yg saya dengar, Dr Terawan ini sebenarnya sosok yg baik banget. Hangat, tulus & perhatian sekali ke pasien² yg dirawatnya," cuit Jansen, seperti dipantau Bisnis.com, Selasa Siang (14/4/2020) pukul 12.32.
Dalam cuitan lainnya, Jansen menulis banyaknya komentar soal Menkes Terawan.
"Saya baca tadi beragam. Namun intinya memberi penilaian terhadap kinerja pak Dokter selama bbrp bulan ini jd Menteri dan khususnya terkait penanganan corona. Semoga masukan² ini bisa membuat Dr Terawan lebih baik kedepannya," tulis Jansen.
Jansen juga mencuit soal kinerja Menkes Terawan sebagai dokter dan sebagai pembantu Presiden. "Dr ruang operasi ke ruang publik. Dari nangani satu dua pasien menjadi langsung nangani ratusan juta "pasien". Dan tiap tindakannya dinilai publik. Berat memang ini. Disituasi ini buatlah keputusan terbaik yg bisa dibuat pak Dokter. Anda orang baik kami yakin bisa. God bless you!," ujar Jansen.
Jansen menyebutkan soal Corona sudah jelas disebutkan dalam Keppres 11/2020 tentang darurat kesehatan.
"Di PP 21/2020 juga sdh diatur: dalam urusan ini Menteri yg menyelenggarakan urusan dibidang Kesehatan lah yg jd leadernya. Jd Kementerian/Lembaga lain harusnya ngikuti putusan Kesehatan. @KemenkesRI," tulis Jansen.
Tentu tak semua warganet satu suara dengan Jansen,salah satunya akun @amirullahgani yang menyampaikan komentar berikut:
"maaf kami beda pendapat, beliau hebat dalam operasi cuci otak, cuman agak lemah pemetaan taktis lapangannya, konsepsi, koordinasi dan plan action. Harusnya kondisi saat ini beliau kurang tidur, banyak bergerak, telpon kiri kanan, petakan situasi kondisi"
Sementara itu, jika dilihat dari beragam cuitan yang lain, pada tanggal berbeda, tampaknya warganet tak puas dengan kebijakan Menkes.
Misalnya, akun @TsamaraDKI pada 10 April mencuit soal keterbukaan informasi.
"Pak Menkes, sampai kapan masyarakat harus berada dalam kegelapan karena tidak adanya informasi dan data yang jelas? Kami butuh tau jumlah kasus yg JELAS & kesiapan faskes kita. Brp banyak ventilator, APD, & kasur RS?," cuit politisi PSI ini.
Lantas bagaimana Menkes Terawan mengambil keputusan soal perlu tidaknya satu wilayah menerapkan Pengaturan Sosial Berskala Besar.
Salah satunya, seperti bisa ditelusuri dalam pemberitaan, penentuaan PSBB didasarkan pada hasil kajian epidemiologis dan aspek lainnya serta memperhatikan pertimbangan dari Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19.
Hal itu disampaikan Menkes Terawan saat menjelaskan mengapa Kemenkes menolak permintaan pemberlakuan PSBB di Kota Sorong. Penolakan Permohonan PSBB di Kota Sorong itu tertuang dalam surat bernomor SR.01.07/Menkes/244/2020 tertanggal 12 April 2020.
Kini, Menkes Terawan masih harus terus bekerja keras mengkoordinasi semua sektor dalam menangani kasus wabah Corona di Indonesia. Kita belum tahu, apa yang akan terjadi ke depan. Masihkah akan ada kontroversi terkait Menkes Terawan? Kita saksikan saja bersama-sama.