Bisnis.com, JAKARTA – New York merupakan negara bagian Amerika Serikat yang paling terdampak parah dari pandemi virus Corona atau Covid-19. Pada Rabu (8/4/2020), New York melaporkan jumlah kematian tertinggi akibat virus Corona dalam satu hari.
Dokter dan perawat veteran mengaku terkejut dengan kecepatan virus corona yang membuat pasien sekarat. Jumlah kasus virus Corona di negara bagian New York saja mendekati 150.000 pada hari Rabu (8/4/2020) bahkan ketika pihak berwenang memperingatkan bahwa negara bagian itu mungkin mengecilkan jumlah sebenarnya.
"Setiap angka adalah wajah seseorang," kata Gubernur New York Andrew Cuomo, Kamis (9/4/20200).
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan ada 779 orang meninggal hanya dalam satu hari yaitu pada Rabu (8/4/2020).
Cuomo menyatakan bahwa virus Corona menyerang kelompok yang rentan dan lemah, oleh sebab itu, pihaknya minta agar segenap masyarakat melindungi kelompok yang rentan dari virus Corona.
Sementara itu, Dokter dan perawat mengatakan bukan hanya lansia atau pasien dengan kondisi kesehatan dengan penyakit penyerta saja yang berisiko tinggi terpapar Corona. Mereka menyatakan bahwa kaum muda dan yang sehat juga memiliki risiko yang sama.
“Awalnya pasien terlihat baik-baik saja, tetapi beberapa menit kemudian terjadi perubahan mendadak dan mereka tidak bisa merespon," ujar Diana Torres, seorang perawat di Rumah Sakit Mount Sinai di kota New York, pusat pandemi di Amerika Serikat.
Sementara itu, Gubernur New Jersey Phil Murphy melaporkan 275 orang meninggal. Total jumlah korban meninggal akibat Covid-19 dari New York dan New Jersey itu melebihi catatan hari sebelumnya.
Meskipun penghitungan jumlah korban masih dipertanyakan, tetapi Cuomo mengatakan tren keseluruhan masih tampak positif. Cuomo mengutip penurunan rawat inap baru dan data lainnya yang menunjukkan bahwa New York bisa mengontrol tingkat infeksi virus Corona.
Cuomo mengatakan jumlah kematian akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang karena pasien-pasien yang sakit kritis akhirnya meninggal dunia, meskipun para pasien tersebut telah dirawat di rumah sakit selama lebih dari seminggu dan menggunakan mesin ventilator untuk membantu bernafas.
Kematian akibat virus corona di AS mencapai 14.600 pada hari Rabu, jumlah tertinggi kedua yang dilaporkan di dunia setelah Italia. Dari total tersebut, hampir separuh kasus kematian berasal dari New York.
Pada pekan ini, jumlah kematian akibat virus corona kian mengkhawatirkan, di saat permodelan yang dilakukan universitas terkemuka di AS mengurangi angka kematian akibat virus corona yang diproyeksikan sebesar 26 persen menjadi 60.000.