Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karyawan Amazon di New York Bakal Aksi Mogok

Mereka menuding pihak manajemen tidak responsif terhadap masalah keselamatan dan penyebaran virus corona (Covid-19).
Seorang pengemudi Amazon.com Inc berdiri di samping truk di Los Angeles, California, Amerika Serikat./Reuters
Seorang pengemudi Amazon.com Inc berdiri di samping truk di Los Angeles, California, Amerika Serikat./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sekitar 100 karyawan Amazon.com di Staten Island, New York, berencana menggelar aksi mogok pada Senin (30/3/2020) siang waktu setempat.

Mereka menuding pihak manajemen tidak responsif terhadap masalah keselamatan dan penyebaran virus corona (Covid-19).

Di antara tuntutan para karyawan terhadap manajemen adalah agar fasilitas Amazon.com di Staten Island ditutup setidaknya selama dua pekan dan disanitasi, seperti dilansir dari Bloomberg.

Selain itu, mereka menuntut agar pekerja menerima upah selama periode ini, serta agar perusahaan memberikan kompensasi berlaku surut (retroaktif) kepada karyawan yang sudah tinggal di rumah karena khawatir akan kesehatan dan keselamatan mereka.

Menurut Chris Smalls, asisten manajemen di fasilitas yang terkenal dengan nama JFK8 itu, rekan-rekan pekerjanya mulai jatuh sakit setelah para manajer Amazon kembali dari perjalanan ke Seattle, Washington, epicenter awal virus corona di AS.

Dia tak lagi pergi ke kantor pada pekan kedua bulan Maret karena khawatir akan kesehatannya. Smalls kemudian menggalang dukungan untuk penghentian kerja serta menegaskan kembali kekhawatiran dan rekomendasinya kepada manajemen.

"Apa yang kita tunggu? Seseorang untuk mati?” tuturnya, mengungkapkan apa yang ia utarakan kepada general manager dan kepala sumber daya manusia JFK8.

Perusahaan, terang Smalls, belum bersikap transparan tentang berapa banyak karyawan di fasilitas Staten Island yang ditemukan positif terjangkit Covid-19.

Perusahaan juga dinilainya tidak mengambil tindakan pencegahan yang memadai, termasuk membiarkan salah satu rekannya untuk kembali bekerja sambil menunggu hasil tes.

"Orang-orang perlu dimintai pertanggungjawaban, bahkan Jeff Bezos [CEO Amazon] sendiri. Bangunan-bangunan di seluruh dunia perlu ditutup. Kita adalah tempat berkembang biaknya virus corona,” tambahnya.

Sebelumnya, sepuluh fasilitas di Amerika Serikat dan Eropa telah melaporkan adanya kasus virus corona positif, tetapi Amazon tetap membukanya dengan alasan bahwa pengiriman barang sangat penting bagi orang-orang yang berdiam diri rumah mereka, seperti dikutip Business Insider.

Perusahaan memang telah mengumumkan bakal menghentikan pengiriman barang-barang yang tidak penting masuk ke gudang mereka. Namun demikian, raksasa e-commerce tersebut belum sepenuhnya menghentikan pengiriman barang yang tidak esensial.

Seorang pekerja gudang di New York mengatakan bahwa mereka masih mengirimkan barang-barang yang tidak penting seperti gaun atau barang-barang mewah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper