Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sejumlah Implikasi yang Jadi Alasan Pemerintah Tidak Lockdown

Implikasi tersebut ada di bidang ekonomi, sosial, dan keamanan. Menurut pemerintah, banyak pekerja lapangan yang ada di Indonesia yang bakal kesulitan jika diberlakukan kebijakan lockdown.
Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang yang akan masuk di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (17/3/2020). PT Angkasa Pura II (Persero) memprediksi jumlah penumpang pada kuartal I/2020 bisa berkurang sebesar 218.000 orang atau sekitar 1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu akibat wabah virus corona (COVID-19) yang menyebabkan aktivitas penerbangan domestik dan internasional berkurang. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang yang akan masuk di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (17/3/2020). PT Angkasa Pura II (Persero) memprediksi jumlah penumpang pada kuartal I/2020 bisa berkurang sebesar 218.000 orang atau sekitar 1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu akibat wabah virus corona (COVID-19) yang menyebabkan aktivitas penerbangan domestik dan internasional berkurang. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia kukuh tak mengambil langkah lockdown (karantina) dalam menghadapi wabah virus Corona (Covid-19). Hal itu diutarakan beberapa kali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sejumlah kesempatan.

Menurut tim pakar Gugus Tugas Penanganan Virus Corona atau COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, ada alasan kenapa pemerintah belum mengambil langkah tersebut. Yakni, langkah pembatasan gerak tersebut dapat berpengaruh besar pada roda ekonomi masyarakat.

"Itu memiliki implikasi ekonomi, sosial, dan keamanan. Oleh karena itu kebijakan tersebut belum bisa diambil pada saat ini," kata Wiku dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020).

Wiku mengatakan, masyarakat seharusnya sudah paham bahwa Indonesia memiliki pekerja lapangan yang tinggi. Mereka hidup dari menggunakan upah harian. Karena itu, sistem lockdown jika diterapkan, akan sangat berpengaruh kepada mereka.

"Itu salah satu yang menjadi kepedulian pemerintah, supaya aktivitas ekonominya bisa tetap berjalan. Dengan lockdown, semua orang ada di rumah dan aktivitas ekonominya sulit berjalan. Dan itu secara ekonomi berbahaya," kata Wiku.

Saat ini, ia mengatakan langkah paling efektif yang bisa diterapkan adalah social distancing atau menjaga jarak sosial antar masyarakat. Kesadaran untuk menjaga jarak, menjaga kebersihan diri, dan melakukan etika batuk atau flu, dapat secara efektif menghambat penyebaran Virus Corona.

Upaya lockdown telah dilakukan sejumlah negara. Total lockdown dilakukan oleh Italia dan Denmark, pascameledaknya jumlah kasus positif virus Corona di sana. Beberapa negara lain seperti Korea Selatan dan Iran, melakukan lockdown terbatas di beberapa kota yang menjadi pusat penyebaran virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Andya Dhyaksa
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper