Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus Corona, Inggris Kucurkan US$38,5 Miliar

Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak telah meluncurkan paket stimulus senilai 30 miliar pound sterling atau setara US$38,5 miliar untuk menangkal dampak ekonomi wabah virus corona.
Kanselir Inggris Rishi Sunak membawa anggaran yang akan digunakan untuk menopang ekonomi Britania Raya, Rabu (11/3/2020)/ Bloomberg - Simon Dawson
Kanselir Inggris Rishi Sunak membawa anggaran yang akan digunakan untuk menopang ekonomi Britania Raya, Rabu (11/3/2020)/ Bloomberg - Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak telah meluncurkan paket stimulus senilai 30 miliar pound sterling atau setara US$38,5 miliar untuk menangkal dampak ekonomi wabah virus corona.

Dia juga menunda pembayaran bunga untuk banyak perusahaan, memperpanjang cuti sakit yang digaji dan meningkatkan pembiayaan layanan kesehatan nasional atau NHS.

Dalam pidato anggarannya kemarin, dia memperingatkan guncangan signifikan tetapi sementara dari wabah ini. Selain itu, Bank of England (BOE) juga telah mengumumkan pemotongan darurat suku bunga.

"Kami akan melewati ini bersama-sama," katanya dilansir BBC, Kamis (12/3/2020).

Sunak yang baru menjabat 4 minggu lalu menggantikan Sajid Javid harus segera merevisi anggaran dan memasukkan stimulus corona.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menjaga negara ini dan rakyat kami agar tetap sehat dan aman secara finansial," lanjutnya.

Dari 30 miliar pound sterling dalam pengeluaran tambahan, 12 miliar pound sterling akan secara khusus ditargetkan pada langkah-langkah virus corona, termasuk setidaknya 5 miliar pound sterling untuk NHS dan 7 miliar pound sterling untuk bisnis dan pekerja di seluruh Inggris.

Office for Budget Responsibility (OBR) mengatakan pengeluaran tambahan untuk departemen pemerintah dan investasi pada tahun ini merupakan yang terbesar sejak 1992. Angka itu akan bertambah sekitar 100 miliar pound sterling untuk pinjaman publik pada 2024.

Sunak mengatakan bahwa tanpa memperhitungkan dampak virus corona, OBR telah memperkirakan pertumbuhan 1,1 persen pada 2020, tingkat paling lambat sejak 2009.

Selain itu, pemerintah akan menanggung biaya operasional untuk bisnis dengan kurang dari 250 karyawan yang menyediakan gaji wajib bagi mereka yang tidak bekerja karena wabah. Pemerintah berencana mempercepat dan mempermudah distribusi manfaat bagi para pekerja tanpa kontrak. Penerima manfaat yang telah disarankan untuk tinggal di rumah tidak harus langsung ke kantor-kantor perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper